Jakarta (ANTARA News) - Wall Street telah kembali dari migggu-minggu hitamnya setelah pada Senin (Selasa pagi WIB) melewati hari terbaiknya, dipicu oleh tindakan pemerintah banyak negara mengguyur likuiditas ke dalam bank-bank yang tengah berjuang memulihkan kepercayaan pada sistem keuangan global yang lagi bergolak. Para investor berlomba mencari untung setelah delapan hari menderita rugi sampai 20 persen dari nilai rill indeks S&P 500 yang menjadi "benchmark" Wall Street. Saham-saham perusahaan industri kesehatan, jasa dan energi melonjak sehingga untuk pertamakali di bulan ini indeks Dow Jones dan S&P 500 menikmati kenaikannya. Morgan Stanley telah menularkan sentimen beli besar-besaran pada saham-saham keuangan hingga nilainya melambung 87 persen, setelah Mitsubishi UFJ Financial memastikan mengakuisisi Morgan. Grup bisnis keuangan Jepang ini telah memastikan investasi sebesar 9 miliar dolar AS dalam bank AS itu setelah pemerintah AS memupus kritik sejumlah kalangan mengenai bakal urungnya akuisisi Morgan Stanley itu. Saham Bank Wachovia juga merangsek lagi 13,6 persen setelah Federal Reserve menyetujui pengambilalihan bernilai 12,46 miliar dolar AS perusahaan bank itu oleh Wells Fargo & Co. "Masalah paling mendasar bagi pasar adalah krisis kepercayaan sehingga ketika upaya terakhir pemerintah dan bank sentral seluruh dunia menstimulasi aliran kredit, maka itu langsung menularkan efek sangat positif bagi terbangunnya lagi kepercayaan pada perbankan," kata Subodh Kumar, kepala bidang strategi investasi dari Subodh Kumar & Associates, Toronto, Kanada. Persetujuan pemerintah Inggris dan Eropa untuk menjamin multimiliar dolar AS simpanan dalam sistem perbankan di benua itu akan menjadi ujian penting bagi keyakinan investor terhadap kemampuan pemerintah dalam mengakhiri kejatuhan penuh lekukan pasar finansial global. Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, Bank of England dan Bank Nasional Swiss (bank sentral Swiss) juga berkomitmen mengalirkan pinjaman ke bank-bank komersial dengan dolar AS sebanyak yang diinginkan mereka dalam upaya melepas ketergantungan pada pinjaman antar bank. Indeks S&P untuk sektor finansial melesat 10,23 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones melambung 936,42 poin atau 11,08 persen di level 9.387,61 poiin. Kenaikan ini adalah yang terbesar baik dalam segi angka maupun prosentase sejak 15 Maret 1933. Indeks S&P 500 juga mencatat rekor kenaikan tertinggi hingga 104,13 poin atau 11,58 persen untuk ditutup pada 1.003,35 poin. Indeks Dow Jones Wilshire 5000, salah satu dari parameter kunci dalam mengukur kekuatan saham-saham AS, mencatat prosentase kenaikan terbesar sehingga ditutup pada 10.160,63 poin atau 1.040,13 poin dan 11,4 persen jauh lebih tinggi dibanding penutupan sebelumnya. Valuasi indeks ini terdongkrak hingga 1,2 triliun dolar AS atau tertinggi sepanjang sejarahnya. General Motors yang belakangan hari terhempas, melompat lagi 33,1 persen di harga 6,51 dolar AS per saham setelah investor mendapat kabar bahwa perusahaan itu bakal merger dengan Chrysler LLC dan Ford Motor Co yang sahamnya melonjak 20,1 persen menjadi 2,39 dolar AS. Harga saham perusahaan industri ritel juga naik setelah investor memburu mereka semata melihat kemungkinan membaiknya perekonomian akan membuat posisi bisnis mereka menguntungkan lagi. Saham Johnson & Johnson melonjak 12,2 persen di 62,68 dolar AS. Di kelompok saham-saham perusahaan teknologi tinggi, Apple Inc naik 13,9 persen menjadi 110,26 dolar AS setelah Citigroup meningkatkan rekomendasinya kepada sektor teknologi dan perangkat keras dari "underweight" menjadi "market weight." Microsoft juga naik ke level 25,5 dolar AS atau 18,6 persen di atas harga sehari sebelumnya. Perusahaan-perusahaan energi mendorong kenaikan harga minyak di mana minyak mentah telah diperdagangkan pada 81,19 dolar AS per barel atau 3,49 dolar AS dan 4,49 persen lebih tinggi. Kenaikan ini tersengat optimisme pasar yang menanggapi sangat positif upaya pemerintah dalam meningkatkan kepercayaan pada perbankan. Saham Exxon Mobil naik 17,2 persen menjadi 73,08 dolar AS, sedangkan Chevron melambung 20,9 persen menjadi 69,89 dolar AS. Saham Morgan Stanley naik tajam 87 persen menjadi 18,10 dolar AS, sedangkan saham Wachovia terangkat 13,6 persen menjadi 5,85 dolar AS. Di bawah sinyal mengendurnya pasar kredit, biaya bunga yang ditanggung bank-bank ketika meminjam dolar AS, poundsterling dan euro dari sesama mereka jatuh ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir. Sayang, saat itu pasar obligasi pemerintah AS tutup karena libur Hari Columbus. "Kita menikmati bergeraknya lagi saham-saham hari ini begitu kita mendapat kabar-kabar menyenangkan mengenai investasi di perbankan," kata Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior pada Morgan Asset Management di Birmingham, Alabama. "Tapi kenaikan-kenaikan dan momentum ini mungkin tidak bisa terus-terusan. Kita akan lihat apa yang akan terjadi esok (Rabu dini hari WIB) begitu pasar obligasi dibuka kembali." Perdagangan saham di Bursa Saham New York (NYSE) berlangsung moderat dengan 1,82 miliar saham dipindatangankan, masih di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,90 miliar saham per hari, sedangkan di Nasdaq 2,60 miliar saham diperdagangkan atau di atas rata-rata harian tahun sebelumnya 2,17 miliar saham. Rasio saham naik terhadap saham turun mencapai 20:1 di NYSE dan 7:1 di Nasdaq. (*)

Pewarta: Kristina Cooke/Reuters
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008