Jakarta (ANTARA) - Dua gol yang diciptakan Thierry Henry mengantarkan Prancis memenangi pertandingan 3-1 atas Tunisia pada pertandingan persahabatan, Selasa, sehari sebelum federasi sepak bola Prancis memutuskan kelanjutan nasib pelatih Raymond Domenech. Pemain depan Tunisia, Issam Jemaa, melewati pemain bertahan Jean-Alain Boumsong dan lewat peragaan amat mengesankan tembakannya menggetarkan jala gawang Prancis pada menit ke-30. Sepuluh menit kemudian, Prancis menyamakan kedudukan melalui gol fantastis Henry yang menembak dari luar kotak penalti sehingga bola menembus pojok atas gawang setelah bermain satu-dua dengan "playmaker" Yoann Gourcuff. Pencetak gol terbanyak Prancis, Henry, mengenakan tanda kapten di lengannya dengan absennya Patrick Vieira yang cedera, kembali menjadi pemain target tiga menit memasuki babak kedua. Tendangannya dari jarak dekat menembus gawang, merupakan gol ke-48 dari 107 penampilan internasionalnya. Rekannya striker Karim Benzema melengkapi angka kemenangan Prancis setelah menyerbu dan menendang dari jarak dekat pada menit ke-58 menyusul penampilan bagus bek Rod Fanni, yang merayakan penampilan pertamanya di kancang laga internasional lewat peragaan menarik. "Saya melihat mereka bermain amat antusias dan gol itu lahir dari semangat menggebu mereka," kata Domenech, "Selalu ada yang terjadi pada kami di momen tertentu. Ada tekanan tapi mereka dapat mengaasinya. Mereka tidak pernah menyerah." Pelatih yang berada dibawah tekanan sejak Prancis tersisih di babak penyisihan grup Euro 2008 itu akan ditentukan nasibnya dalam pertemuan Rabu, apakah ia akan tetap diposisinya. Pelatih berusia 56 tahun itu diharapkan terus dalam tim sejak Prancis berjuang mengatasi kecolongan dua angka untuk kemudian menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada babak penyisihan Piala Dunia di Romania, Sabtu. Atmosfer aneh Penampilan Prancis melawan Tunisia terlihat mengesankan, kendati Boumsong tampak amat grogi di lini belakang. "Saya hanya khawatir apa yang akan terjadi di lapangan sampai-sampai saya berpikir saat itu saya menginginkan bir," kata Domenech ketika ditanya tentang wajahnya yang pucat. Pertandingan itu berlangsung dalam atmosfer aneh di mana penonton di Stadion Stade de France justru mendukung tim tamu karena mereka umumnya warga Tunisia yang tinggal di Prancis. Lagu kebangsaan Prancis didengungkan dan nama Domenech disebut-sebut melalui pengeras suara sebelum pertandingan dimulai, tapi pemain Prancis disoraki setiap mendapatkan bola. Dukungan membahana kepada tim tamu terus berlanjut, kendati pemain depan mereka Fahid Ben Khalfallah yang mendapat peluang hanya mampu menggetarkan tiang gawang pada menit ke-16. Sebaliknya, Prancis mendominasi permainan di lini tengah dan ancaman serius terjadi pada menit ke-29 ketika pemain sayap Frank Ribery melakukan tembakan dan bola melayang kencang tipis di atas tiang gawang. Tunisia memperoleh angka tetapi segera Prancis menyamakan kedudukan dengan cepat dan setelah itu permainan berlanjut amat menarik dan hidup. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008