Jakarta (ANTARA News) - Ekonom UI Dr Darwin Zahedi Saleh di Jakarta, Rabu, menyatakan optimis target realisasi kredit usaha rakyat (KUR) oleh perbankan senilai Rp14 triliun hingga akhir 2008 masih mungkin dicapai. "Terhitung hingga Juli realisasi KUR sudah mencapai 9,8 triliun atau 64 persen dari target 14 triliun yang akan dicapai pada 2008," ujarnya. Dengan demikian, jika dirata-rata dalam setahun, seharusnya pada Juli itu baru mencapai 48 persen. "Jadi sebenarnya secara target sudah cukup bagus realisasi KUR ini hingga triwulan terakhir 2008," katanya. Namun demikian, dosen FE UI itu juga berpendapat bahwa program KUR pemerintah itu masih harus diperbaiki untuk menjaga efektivitas, semisal rata-rata KUR yang dipinjamkan itu bisa lebih rendah lagi yakni Rp5juta. Diakuinya bahwa dalam program itu ada banyak keluhan masyarakat seperti sulitnya mengajukan KUR dan harus ada jamainan untuk meminjam. "Hal ini kemungkinan karena kredit yang diajukan diatas Rp5 juta dan tanda usaha tidak nampak," ujarnya. Selain itu, karena peminatnya banyak sementara bank-bank yang ada kecuali BRI, kurang melayani kebutuhan masyarakat sampai ke tingkat mikro maka kondisi ini mulai menyentuh batas kapasitas pelayanan. Sebelumnya Menko Kesra Aburizal Bakrie mengungkapkan bahwa realisasi KUR tahun 2008 diperkirakan tidak memenuhi target, dimana dari target Rp14 triliun hanya mampu dicapai Rp12 triliun saja. Terkait pernyataan Menko Kesra itu, Darwin berpendapat bahwa program itu masih berjalan sampai pada akhir 2008 dan masih ada waktu mengupayakan pencapaian target. "Kalau misalnya di dua triwulan pertama bisa dicapai realisasi hampir Rp9 triliun maka untuk mengejar sekitar Rp5 triliun pada dua bulan di triwulan terakhir maka logikanya bisa," ujarnya. Darwin berpendapat, pernyataan Menko Kesra itu seharusnya tidak mencegah dia bersama jajarannya untuk lebih kreatif dalam menemukan pendekatan-pendekatan yang lebih baik lagi dalam penyaluran KUR. Sementara itu mengenai rencana bank menaikkan suku bunga KUR, Darwin melihat hal tersebut juga tidak perlu dirisaukan karena kaum dhuafa yang menerima kucuran KUR itu diyakini mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pinjaman mereka. "Kenaikkan bunga satu persen baru berdampak penambahan Rp50.000 pertahun. Jadi peningkatan suku bunga tidak perlu dirisaukan karena ada keyakinan kemampuan berusaha kaum dhuafa mampu mengembalikan," katanya. Indeks kepercayaan konsumen versi BI terbaru menyebutkan bahwa pada September 2008 indeks meningkat ke angka 93,5. Angka ini tertinggi dalam 8 bulan terakhir dan hal tersebut menunjukkan kepercayaan konsumen sudah pulih dan bahkan lebih baik daripada posisi sebelum kenaikan harga BBM pada Mei lalu, yakni 79,1. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008