Solo (ANTARA News) - Pemerintah Kota Surakarta mengembangkan sumur filter air dalam tanah (filadatan) di tempat-tempat kosong untuk mengantisipasi banjir, sarang nyamuk, kekeringan, kelangkaan sumber daya air dalam tanah, dan menjaga kelestarian alam. Pembuatan filadatan ini dilakukan secara bertahap di seluruh wilayah kota ini, kata Wali Kota Surakarta, Ir. Joko Widodo, bersama Wakil Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, di sela-sela pembuatan filadatan di kompleks Lapangan Manahan Solo, Jumat. Ia mengatakan, pembuatan filadatan tahap pertama sebanyak 381 tempat dan biayanya setiap sumur Rp250.000. "Ini sangat bagus untuk menjaga lingkungan sebagai resapan air dan nanti saya juga akan membuat surat edaran kepada warga, agar membuat seperti ini." ujarnya. Pembangunan berwawasan lingkungan sekarang ini harus dimulai, kalau tidak nantinya akan rusak semuanya, salah satu caranya dengan membuat filadatan, katanya. Menurut dia, untuk membuat filadan ini bisa di mana saja karena tidak memakan tempat yang luas hanya sekitar 30 cm persegi dengan kedalaman tiga meter. Pada lubang sumur itu pertama diisi gamping berfungsi untuk mematikan bakteri, arang aktif untuk mengurangi keasaman air hujan, kemudian ditutup filter, dan paling atas ditutp beton bertulang. "Saya merencanakan pembuatan sumur ini dilakukan di semua tempat yang memerlukan resapan, tetapi bertahap di Manahan ini yang pertama," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008