Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro, di Jakarta, Jumat, meminta pemerintah melindungi pasar dalam negeri dengan menghambat masuknya produk-produk dari China termasuk yang ilegal. Toto menjelaskan bahwa langkah tersebut perlu diambil pemerintah menyusul makin banyaknya pengalihan pasar yang dilakukan para eksportir. "Krisis yang melanda dunia menyebabkan menurunnya ekpor ke Amerika dan Eropa hingga 40 persen. Karena itu, kalangan eksportir akan mengalihkan pangsa pasar mereka ke dalam negeri (Indonesia) dan negara-negara di Timur Tengah," kata Toto. Ia mengatakan, besarnya pangsa pasar Indonesia akan menarik minat negara lain untuk memasarkan produknya. Negara yang banyak memasarkan barangnya di Indonesia adalah China. "Indonesia yang dianggap sebagai pangsa pasar terbesar di ASEAN menjadikan maraknya produk Cina," katanya. Untuk mengatasi hal itu, dunia usaha meminta pemerintah segera memperbaiki infrastruktur sehingga harga jual produk dalam negeri dapat bersaing di tangah-tangah serbuan produk dari China. "Kita imbau pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan memangkas ekonomi biaya tinggi yang selama ini dialami dunia usaha, supaya kita dapat kemurahan dan mampu bersaing di pasar dalam negeri dan global," lanjutnya. Toto juga mengakui bahwa sektor agroindustri, perikanan dan manufaktur sangat terpukul akibat krisis keuangan global. Apalagi, diperparah dengan masuknya barang-barang ilegal dari sejumlah negara. "Hingga saat ini kalangan eksportir sedang menginventarisir produk yang dapat dipasarkan di dalam negeri. Namun dapat dipastikan sektor agroindustri dan manufaktur telah terpengaruh. Selain itu, GPEI juga sedang mencari negara yang dapat menampung produk dari Indonesia, seperti negara-negara di Timur Tengah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008