Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sebaiknya melakukan kerjasama regional seperti dengan India dan China serta mendukung terwujudnya ASEAN Fund untuk mengantisipasi krisis ekonomi, dibanding mengambil "standy loan" (pinjaman siaga). "Yang harusnya dilakukan adalah kita mengadakan kerjasama regional misalnya dengan Cina,India atau dengan negara berkembang lainnya," kata ekonom dari Prakarsa Indonesia, Bini Buchori di Jakarta, Jumat. Pemerintah harus dapat membujuk kedua negara itu agar mau menanamkan investasinya di Indonesia, katanya. Menurut Buchori, upaya mendapatkan "standby loan" untuk membuat kepercayaan pasar, akan sia-sia. Pemerintah, katanya, seharusnya melakukan kerjasama dengan sejumlah negara regional seperti Cina atau India. "Saya curiga `standby loan` akan digunakan untuk menambah kepercayaan pasar. Itu akan sia-sia karena dengan penurunan ekonomi global siapa juga yang akan berdagang jauh-jauh," katanya. Selain itu, Bini Buchori menilai ASEAN Fund yang akan dibentuk negara-negara ASEAN plus Cina, Jepang dan Korea Selatan lebih bermanfaat untuk menggerakkan perekonomian Indonesia dibanding pinjaman dari Bank Dunia. "ASEAN Fund salah satu alternatif yang dapat digunakan pemerintah," katanya. Indonesia sendiri telah menyepakati pembentukan dana cadangan krisis tersebut. Pada pertemuan tahunan Asian Development Bank (ADB) di Jepang Mei 2007, 13 negara (ASEAN plus Cina, Jepang dan Korea) sepakat menyisihkan sebagian cadangan devisa sebagai cadangan multi nasional. Pada Rabu 15 Oktober 2008, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo menyatakan negara-negara Asean sudah setuju membuat dana cadangan krisis untuk menolong negara yang kesulitan likuiditas ketika terjadi krisis keuangan. Dana itu, menurut Arroyo, bisa menolong negara ASEAN yang kesulitan likuiditas, untuk membeli aset bermasalah, dan merekapitalisasi lembaga keuangan terkena dampak krisis. Sementara itu "standby loan", menurut Bini Buchori, akan diikuti berbagai persyaratan yang seperti diketahui selama ini memberatkan Indonesia. "Untuk diketahui `standby loan` itu bunganya akan terus berlanjut seperti pinjaman kita ke IMF," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008