London (ANTARA News) - Inggris berencana untuk mengurangi imigrasi akibat melemahnya perekonomian dan meningkatnya pengangguran, menurut Menteri Imigrasi Phil Woolas saat dalam wawancara dengan harian Times. "Jika orang-orang tidak bekerja, maka pertanyaan mengenai imigrasi menjadi sangat rumit ... sangat mudah untuk masuk ke negara ini di masa lalu dan sekarang menjadi lebih sulit," kata Woolas. "Pemerintahan yang sekarang tidak akan mengijinkan populasi lebih dari 70 juta," kata Woolas. "Harus ada keseimbangan antara jumlah orang yang datang dan jumlah orang yang pergi." Ketika terjadi masa sulit perekonomian maka para majikan harus mendahulukan warga negara Inggris terlebih dahulu atau mereka akan beresiko memicu rasisme, kata Woolas. Imigrasi cukup tinggi di bawah pemerintahan Partai Buruh yang berkuasa pada 1997 dan Times memperkirakan imigrasi akan lebih dari 200 ribu setiap tahun hingga 2012. Woolas juga mengatakan bahwa dia menentang amnesti bagi orang-orang yang datang ke Inggris secara tidak sah karena itu akan mendorong lebih banyak pendatang gelap. Pemerintah baru-baru ini menerapkan sebuah sistem dimana calon pendatang memperoleh poin (nilai) berdasarkan manfaat mereka kepada perekonomian Inggris, yang bertujuan untuk mendorong datangnya pendatang berkeahlian dan mengurangi jumlah pendatang yang tidak memiliki keahlian ekonomi. Populasi Inggris sekitar 61 juta, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008