Denpasar (ANTARA News) - Jika krisis ekonomi global berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan akan berimbas terhadap sektor pariwisata, kata Direktur Promosi Luar Negeri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Prof DR I Gede Pitana. "Karena itu, bagi Bali, pasar pariwisata tidak mesti monoton kepada satu negara saja. Harus diversifikasi dengan mengkombinasikan pasar di luar Amerika Serikat dan Eropa, yang jauh lebih potensial warganya melakukan wisata," kata dia di Kuta, Bali, Minggu. Dicontohkan, negara Timur Tengah kini justru diuntungkan penjualan minyak dengan harga yang cukup tinggi. Begitu juga wisatawan Rusia sudah mulai melirik Bali untuk tujuan wisatanya. "Bahkan akhir tahun 2008 wisatawan asal Rusia dengan penerbangan `carter` akan mengunjungi Bali. Sebab negara-negara itu sama sekali tidak mengenal krisis, artinya peluang bagi Bali sangat terbuka untuk meningkatkan penghasilan warga dari kunjungan wisman itu," ucapnya. Ditanya mengenai sejumlah festival budaya di Indonesia, Pitana mengatakan, keberadaan kegiatan seperti Kuta Karnival tidak mesti sama dengan "event" yang digelar di Sanur, Nusa Dua, Ubud dan sebagainya. "Kami harapkan panitia harus kreatif dan mencari inovasi baru, namun tidak menghilangkan ciri khas yang menjadi ikon kegiatan tersebut," tambah Pitana.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008