Washington (ANTARA News) - Obral saham akibat panik (panic-selling) kembali ke pasar saham global, Rabu, dengan indeks saham utama Dow Jones Industrial merosot 5,6 persen, ketika kekhawatiran terhadap resesi global menghantui para investor. Berita bahwa para pemimpin dunia akan bertemu di Washington bulan depan untuk membahas krisis finansial global tak mampu menghentikan obral saham yang dimulai Rabu pagi di Asia dan dipercepat pada perdagangan saham di AS pada Rabu petang. Kejatuhan yang mengingatkan pada gejolak terburuk pada beberapa pekan sebelumnya, yang didorong oleh prospek yang suram dan laba perusahaan tak menggembirakan, pasar saham Eropa kehilangan empat sampai lima persen, sedangkan Dow Jones ditutup turun 509,83 pon menjadi 8.523,83. Di Brazil para regulator menghentikan sementara perdagangan di bursa saham Sao Paolo, setelah indeks utama Bovespa anjlok lebih dari 10 persen. Kemerosotan ini menceriminkan situasi kacau di negara tetangganya, Argentina. Gedung Putih mengumumkan bahwa para pemimpin negara kaya dan negara berkembang yang tergabung dalam Kelompok 20 (G-20) akan bertemu di Washington pada 15 Nopember untuk membahas daya upaya guna mengkoordinasikan tanggapan terhadap krisis finansial terburuk sejak Depresi Besar pada dekade 1930-an. G-20 terdiri atas kelompok negara-negara industri maju (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, Jerman, Italia dan Kanada) dan negara-negara Eropa lainnya serta Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Turki, demikian laporan AFP. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008