Jakarta, (ANTARA News) - Teroris kini tidak hanya mengincar lokasi maupun orang yang ada kaitan dengan Amerika Serikat. Sasaran baru teroris kini adalah semua yang tidak sepaham dengan mereka. "Sasaran mereka ada dinamikanya. Hal ini terlihat saat penangkapan kelompok Palembang dan yang saat ini. Sasaran saat ini tidak lagi terkait Amerika tapi terhadap hal-hal yang lebih spesifik," kata Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Jumat. Hendarso mengatakan hal itu usai memimpin acara serah terima jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal dari dirinya kepada Komjen Pol Susno Duaji di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat. Sebelumnya, Polri menangkap lima tersangka kasus terorisme dalam penggerebekan di Jakarta Utara, Selasa (20/10) sedangkan dua tersangka lain dinyatakan buron. Dari barang bukti dan dokumen yang ada, polisi meyakini bahwa mereka berencana akan meledakkan Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara yang merupakan Depo bahan bakar minyak (BBM) terbesar di Indonesia. Salah satu tersangka, Rusli Mardhani alias Wahyu Ramadhan alias Uci alias Farid alias Zulfikar merupakan buronan kasus terorisme di Poso dan Ambon. Sedangkan tersangka lain ditangkap karena ikut serta membantu Rusli. Di Jakarta Utara, polisi menyita barang bukti antara lain senjata api laras pendek, amunisi, serbuk yang diduga jenis TNT dan sejumlah dokumen. Kapolri menyatakan, sasaran kelompok Jakarta Utara mengarah ke Depo Pertamina sebab dianggap sebagai bagian dari musuhnya. Menurut para tersangka, kata Kapolri, setiap orang yang tidak sepaham dianggap sebagai musuh termasuk sesama warga negara Indonesia. Orang yang memerangi mereka termasuk pemerintah Indonesia dan Polri juga menjadi sasaran penyerangan. Kapolri mengatakan, kelompok Rusli Mardani merupakan satu jaringan dengan terpidana terorisme Abdullah Sonata yang tertangkap pada 6 Juli 2008. Sonata divonis tujuh tahun penjara karena menyembunyikan buronan terorisme Noordin M Top dan menggalang dana untuk tindak pidana terorisme. Selain itu, kelompok Rusli juga berhubungan erat dengan dengan kelompok terorisme yang ada di Poso, Maluku, Jawa Tengah dan Palembang.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008