Salatiga (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto Djojohadikusumo, mengatakan Indonesia tidak pantas menjadi bangsa dan negara yang miskin, mengingat sumber daya alamnya yang melimpah yang dimiliki. "Bangsa ini tidak pantas jadi bangsa miskin, tidak boleh jadi bangsa miskin, karena kita memiliki segalanya kekayaan alam yang melimpah dan kita punya kemampuan untuk mengelola semuanya," katanya, dalam pidato politiknya di hadapan kader, simpatisan, petani, tukang ojek dan tukang becak di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu. Dikatakannya, dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) misalnya bisa untuk mendanai pembukaan lahan sawah seluas dua juta hektare sawah baru yang diperkirakan dapat menghasilkan 16 juta ton beras per tahun. "Kini harga beras di pasaran dunia bisa mencapai 600 dolar AS, bisa dibayangkan jika kita menghasilkan 16 juta ton beras per tahun. Kita tidak hanya sekadar swasembada, tetapi ekspor beras," kata Prabowo. Bagaimana pun itu membuktikan bahwa pertanian memang masih menjadi andalan bagi Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan seperti halnya ekonomi kerakyatan. "Kita tidak alergi terhadap kapitalisme bebas, tidak alergi terhadap pasar besar karena itu perlu, keniscayaan dan ada bagusnya juga, tetapi jangan liar. Dan ekonomi kerakyatan masih menjadi soko guru bagi perekonomian nasional," ujar mantan Panglima Kostrad itu. Selain itu, tambah Prabowo, Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah dapat menjadi pengekspor energi, sepanjang itu dapat dikelola secara baik dan benar. "Dengan segala kekayaan sumber daya alam yang melimpah tersebut, maka banyak yang bisa dihasilkan dan dijadikan sumber untuk bangkit dari keterpurukan. Krisis global yang saat ini terjadi bisa tidak berdampak bagi Indonesia, jika kita bisa memberdayakan kekuatan lokal," kata Prabowo, dengan berapi-api dan bersemangat dalam pidatonya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008