Aceh Selatan Pusat Ganja Untuk Hancurkan Generasi Muda RI
Minggu, 26 Oktober 2008 05:49 WIB
Tapaktuan (ANTARA News) - Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dianggap sebagai salah satu daerah yang masih rentan ditanami ganja karena topografinya yang berbukit dan dikelilingi pegunungan Bukit Barisan.
"Luas hutan Aceh Selatan mencapai 70 persen dari luas wilayah sehingga kemungkinan berkembangnya perkebunan ganja sangat memungkinkan," kata Wakil Bupati Aceh Selatan, Daska Azis di Tapaktuan, Sabtu.
Sejak dua tahun terakhir aparat kepolisian telah berhasil memusnahkan 10 hektar lebih tanaman ladang ganja di pengunungan Paya Ateuk dan kawasan Manggamat Kecamatan Kluet Tengah atau sekitar 40 km arah timur kota Tapaktuan.
"Itu salah satu bukti bahwa daerah yang mempunyai topografi pengunungan dan perbukitan telah disalahgunakan oleh oknum-oknum yang ingin menghancurkan masa depan generasi muda," katanya.
Untuk mengatasi merebaknya penanaman ganja itu, Dia berharap Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Aceh Selatan untuk meningkatkan penyuluhan bahaya narkoba dikalangan masyarakat secara kontinyu.
Selain itu peran tokoh masyarakat, ulama dan aparat penegak hukum sangat diharapkan dalam memberantas peredaran narkotika.
"Warga harus berani melaporkan aktifitas peredaran, penjualan dan pemakai narkoba di wilayahnya, dan aparat harus memberikan sanksi tegas terhadap pengedar dan pemakai narkoba," ujarnya.
Sementara itu kapolres Aceh Selatan AKBP Cahyo Budisiswanto melalui Kabag Bina Mitra AKP Kasino mengatakan masyarakat di daerah itu masih belum aktif melaporkan kejahatan narkotika.
"Masyarakat belum banyak yang berpartisipasi dalam pemberantasan narkoba diwilayah hukum Aceh Selatan, padahal peran dan kerjasama mereka sangat menentukan keberhasilan untuk menghambat peredarannya," katanya.
Menurutnya selama 2007-2008 jajaran Polres Aceh Selatan telah menagani 37 kasus narkotika dan mengamankan 36 tersangka, pengedar, pemilik dan pemakai narkoba.(*)
Dibeberapa negara, ganja bisa dimanfaatkan menjadi komoditas yg lain. Mungkin kita bisa belajar dari sana,tentu saja dengan regulasi dan pengawasanya yg ketat.Jangan bisa nya hanya berpikir negatif.itu potensi daerah yg umurnya lebih lama daripada berdirinya Negara ini.Kalau bisa dimafaatkan scara positif kanapa tdk-drpd dilarang2 tp justru mjadi proyek sglintir oknum.Krn setau saya penjagaan di Aceh sgt ktat-knapa bisa sampai kluar2???
00BalasLaporkanHapus
26 Oktober 2008
kalau sudah tau kenapa tidak dilakukan pagar betis. Awas generasi muda akan hancur karenanya.