Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi UI Dr Darwin Zahedi Saleh berpendapat, pemerintah perlu mengkaji berbagai opsi terkait kemungkinan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah harga minyak~~~dunia yang cenderung menurun. "Terkait dengan relatif turunnya harga minyak dunia akhir-akhir ini, tentunya perlu didukung upaya pemerintah mengkaji opsi menurunkan harga BBM bersubsidi," katanya di Jakarta, Selasa. Dengan demikian, ujar Darwin, penurunan harga BBM itu diharapkan dapat meringankan biaya energi dan mendorong gairah dunia usaha dalam kondisi suku bunga yang cenderung meningkat serta gejolak nilai~~~tukar. Akan tetapi, dia menambahkan, perlu pula dicermati bahwa perubahan harga minyak dunia itu akan berpengaruh pada sisi penerimaan maupun~~~pengeluaran APBN. Menurut dia, penurunan harga BBM bersubsidi apabila berdampak pada peningkatan subsidi, maka tentunya jangan sampai mengganggu ruang gerak pemerintah dalam membiayai berbagai program prorakyat yang bersifat langsung membantu mendongkrak daya beli dan memenuhi keperluan mendasar rakyat duafa. Berbagai program pro rakyat itu semisal BLT, Jamkesmas dan Raskin bagi sebanyak 19,1 juta rumah~~~tangga miskin, program BOS bagi 39 juta siswa dan subsidi pupuk atau benih untuk 20 jutaan petani gurem. "Perlu senantiasa diingat pula bahwa subsidi BBM ini mengandung ketidakadilan anggaran karena 75 persen dari subsidi BBM ini dinikmati oleh 30 persen kalangan berpendapatan teratas di Indonesia," katanya. Selain itu, harus dipertimbangkan banyak hal lainnya dan bukan hanya dampak netto penurunan harga minyak pada APBN dan subsidi saja, tapi harus pula dijaga agar sifat alokasi APBN semakin pro kebutuhan dasar rakyat yang langsung seperti untuk pangan, pendidikan, kesehatan dan pertanian.~~~ "Jadi pada hakekatnya penurunan harga BBM bersubsidi dapat saja dilakukan sejauh dampak nettonya baik bagi rakyat banyak," demikian Darwin.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008