Jakarta (ANTARA News) - Pusat Kajian Informasi dan Pembangunan atau CIDES (Center for Information and Development Studies) meminta pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena harga BBM di pasar dunia turun. "Jika tidak, pemerintah SBY-JK akan mengalami penurunan kewibawaan serta dipandang tidak lagi memiliki sensitivitas terhadap aspirasi rakyat," kata Direktur Eksekutif CIDES Syahganda Nainggolan di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, harga BBM di pasar dunia sudah berada pada tingkat 61,3 dolar AS per barel. "Karena itu penurunan harga BBM merupakan keniscayaan," kata Syahganda yang juga calon anggota DPR dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan V Jawa Barat (Kabupaten Bogor) pada Pemilu 2009. Syahganda mengatakan, rakyat menunggu keberanian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla menurunkan harga BBM sebesar 20 persen. Sedangkan harga BBM untuk industri, katanya, tak perlu disesuaikan karena sudah mengikuti fluktuasi pasar. "Pemerintah justru perlu memikirkan pemberian subsidi BBM bagi industri yang berorientasi ekspor serta padat karya untuk mencegah PHK masal," katanya. Penurunan harga BBM sebesar 20 persen, katanya, dapat langsung mengurangi biaya transportasi, distribusi, ataupun logistik nasional sehingga menggairahkan ekonomi. Dengan demikian daya beli masyarakat akan kian pulih serta mampu menjangkau kebutuhan pada barang dan jasa secara merata, katanya. Syahganda menyesalkan sikap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro yang terlalu bias sektoral dalam mengaitkan persoalan BBM terhadap APBN. "Seharusnya Purnomo mempertimbangkan untuk melihatnya secara holistik, dengan mengacu pada penderitaan masyarakat saat ini," ujar Syahganda. Syahganda meyakini penurunan harga BBM dapat memberi kepercayaan politik rakyat yang lebih kuat kepada pemerintahan SBY-JK. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008