Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu naik 300 poin menjadi Rp10.500/11.000 per dolar AS dibanding sebelumnya Rp10.800/11.315, setelah pemerintah menyatakan akan menyiapkan pengamanan bagi rupiah. "Rencana pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mengamankan rupiah, mengakibatkan pelaku pasar menahan diri untuk sementara tidak memborong dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu. Rupiah sebelumnya terpuruk mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, namun pemerintah berusaha menstabilkan rupiah dengan melakukan berbagai upaya sehinggi posisi rupiah saat ini di bawah angka Rp11.000 per dolar AS. Kostaman mengatakan, kenaikan rupiah itu juga karena pelaku pasar berspekulasi mencari untung dengan melepas dolar-nya, setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam. Selain itu BI melakukan pengawasan yang ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valas, ucapnya. Menurut dia, pemerintah harus dapat membujuk para investor untuk tidak lagi melepas dananya yang ditempatkan di obligasi, surat utang negara (SUN) maupun di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Hal ini diharapkan untuk menjaga pasar tidak panik dengan melepas berbagai instrumen BI yang dimilikinya, ucapnya. Upaya pemerintah, lanjut dia terbukti berhasil menahan tekanan pasar dan rupiah kembali menguat, meski posisinya masih di atas Rp10.000 per dolar AS. Indonesia, menurut dia merupakan negara yang masih dapat bertahan terhadap gejolak krisis keuangan global, meski ada sejumlah negara Asia lainnya sudah tumbang, karena ekonomi nasional Indonesia masih tetap tumbuh. Krisis keuangan global itu memang masih menekan pasar, bahkan Indonesia agak kesulitan menghadapi tekanan pasar yang negatif, namun diharapkan krisis itu segera berakhir. "Kami optimistis pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah positif agar depresiasi rupiah tidak lebih parah," ujarnya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008