Jakarta (ANTARA News) - Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menandatangani naskah kerjasama (Mou) tentang kemitraan BKKBN dan PB IDI dalam program keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (Kespro). Penandatanganan kerjasama itu dilakukan Kepala BKKBN dr Sugiri Syarief, MPA dan Ketua Umum PB IDI Dr dr Fachmi Idris, MKes disela-sela acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IDI XVIII di Bandung, Kamis, yang dikuti sekitar 400 peserta dari pengurus wilayah dan cabang IDI se-Indonesia. Mou tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB dan Kespro kepada masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui kemitraan antara BKKBN dengan PB IDI. Sugiri dalam sambutannya menyatakan terimakasih atas kesediaan PB IDI menjalin kerjasama dalam upaya menyukseskan program KB dan Kespro. "Keberhasilan Program KB dicanangkan pemerintah sejak 1971 antara lain karena dukunagn para dokter dan bidan swasta dalam memberikan pelayanan kontrasepsi kepada peserta KB," katanya. Karena itu, katanya, jika pada tahun 1980 hingga tahun 1990-an bahwa 60 persen pelayanan KB dan Kespro dilakukan oleh praktik dokter swasta, sebaliknya mulai tahun 2000, pelayanaan program KB oleh dokter dan bidan swasta menurun tinggal 40 persen, sisanya oleh pemerintah. "Melalui kerjasama diharapkan para dokter yang tergabung dalam IDI di seluruh Indonesia untuk memberikan pelayanan program KB seperti halnya pada tahun 1980-an dan 1990-an, sehingga upaya menurunkan total kesuburan wanita (TFR - Total Fertility Rate) yang stagnan dari 2002 -2007 yakni 2,6 dapat diturnkan menjadi 2,1 pada tahun mendatang," katanya. Sugiri berharap, melalaui MoU tersebut,PB IDI dapat melatih para dokter umum agar memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan KB, seperti pemasangan alat kotrasepsi KB spiral (IUD), suntikan, pil, implant (susuk) kepada peserta KB dan penanganan masa kehamilan dan kelahiran ibu. Sementara itu, Fahmi Idris menyatakan kesediaan untuk bekerjasama dan bermitra dengan BKKBN dalam menyukseskan program KB dan Kespro. "PB IDI pada 15 tahun yang lalu telah bekerja sama dengan BKKBN dalam program KB, yang kini dilanjutkan lagi dalam upaya meningkatkan keterampilan para dokter khususnya dokter umum dalam pelayanan program KB," katanya. "Melalui kerjasama itu PB IDI akan melatih para dokter khususnya yang berada di daerah dan daerah terpencil, agar mereka memiliki keterampilan dalam pelayanan program KB dan kespro bagi peserta KB dari baik dari kalangan keluarga mampu maupun keluarga miskin," katanya. IDI kini memiliki 74.502 anggota dokter yang terdiri atas 46.926 dokter umum dan 14.261 dokter spesialis. Dari 14.261 dokter spesialis itu, 1.608 orang diantaranya dokter spesialis ahli kebidanan dan kandungan, sehingga para dokter umum dan dokter spesialis memiliki potensi dalam upaya pelayanan KB dan kespro.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008