Jakarta (ANTARA News) - Media massa Australia memberitakan ancaman Amrozi, Ali Gufron dan Imam Samudera mengenai serangan balas dendam pendukungnya menyusul eksekusi mereka yang menurut Kejaksaan RI dilaksanakan awal November ini. Media massa Australia mengutip surat elektronik tertanggal 22 Okotber 2008 berisi ancaman Amrozi cs dalam satu laman yang tak disebutkan untuk mencegah publik mengaksesnya. Sumber lain yang mereka gunakan adalah wawancara eksklusif koresponden CNN Dan Rivers dengan ketiga pelaku Bom Bali yang akan ditayangkan setelah Amrozi cs dieksekusi. Dalam surat elektronik bercampur Bahasa Inggris, Imam Samudra menyatakan Barat dan para penghukum mereka tak akan mendapat apa-apa dari tindakannya mengeksekusi mereka. Sebaliknya, mereka akan mendapat "Smack Down" (satu tayangan populer televisi) dari para mujahid, demikian ABC (31/1). "Hey kalian, anak kecil, akan sangat mudah di-'Smack Down' (dibanting) oleh mujahidin. Kalian akan dikalahkan di dunia ini dan dikirim ke neraka," tulis Sidney Morning Herald mengutip pernyataan Imam Samudera. Bukan hanya Amerika Serikat, Australia dan dunia Barat yang diancamnya, ketiga terpidana mati ini juga mengancam pejabat pemerintah Indonesia yaitu Menteri Hukum dan HAM Andi Matalatta dan para hakim yang mengadilinya. "Bagaimana bisa Andi Matalatta dan semua hakim Bali itu tidak paham soal ini (Amerika dikalahkan mujahidin)? Apakah mereka tidak tahu Amerika sedang 'klepek-klepek'?" kata Imam Samudera. "Kalian kira dengan mengeksekusi kami bertiga, kalian bisa bebas berkeliaran? Jangan harap." Media massa Australia juga mengutipkan hasil wawancara CNN dengan Amrozi cs di mana di situ mereka mengingatkan warga Australia untuk jangan lagi mengunjungi Bali karena para pendukungnya tidak segan untuk mengulangi aksi mereka pada 2002. Ketika Dan Rivers dari CNN mengonfirmasikan bahwa Alquran melarang membunuh orang tidak berdosa, Imam Samudera menjawab sarkastis, "Saya lebih memahami (Alquran) ketimbang anda karena saya muslim, anda kafir." Dikritik Ekspos media massa terhadap Amrozi cs, apalagi dengan menayangkan dan mengutipkan pernyataan mereka, dikritik banyak kalangan di Australia. Sidney Jones dari International Crisis Group, menyatakan heran begitu mudahnya media massa memperoleh akses ke ketiga teroris itu sehingga mereka bisa menyampaikan hasutan dan ancaman ke tengah publik. "Rasanya sulit dipercaya kejadian semacam ini bisa berlaku jika ada upaya untuk mencegahnya," kata Sidney seperti dikutip the Herald. Sementara itu, pakar terorisme International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Singapura, Rohan Gunaratna mendesak para pemimpin politik dan agama Indonesia untuk mengeluarkan pernyataan bahwa aksi terorisme Amrozi cs itu salah. "Penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengumumkan bahwa apa yang dilakukan para pelaku Bom Bali itu tidak mewakili Islam," kata Gunaratna kepada kantor berita Australia, AAP. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008