Palu (ANTARA News) - Aksi teror bom kembali marak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dan diperkirakan terkait respon orang-orang tertentu atas rencana pemerintah mengeksekusi tiga terpidana mati kasus bom Bali I, Amrozi dkk, pada November ini. Dalam catatan Polres Poso, kurun 10 hari terakhir telah tiga kali ditemukan beberapa bom rakitan aktif yang diletakkan di bibir jalan dan pemukiman penduduk, namun sebelum meledak berhasil diamankan aparat setempat. Kejadian pertama pada 21 Oktober 2008 yaitu ditemukan tiga bom rakitan aktif oleh warga saat melintas di bibir jalan antara Desa Madale dan Desa Labuan di Kecamatan Lage, atau sekitar 14km timur kota Poso. Tiga bom rakitan yang diduga hasil peninggalan konflik di Poso beberapa waktu lalu itu terbuat dari potongan besi dan berisi komponen serbuk kimia, paku, pecahan kaca, dan serpihan rantai motor. Kejadian kedua yakni pada 29 Oktober lalu di Desa Tri Mulya, Kecamatan Poso Pesisir Utara, sekitar 32km barat kota Poso. Ketika itu seorang bocah perempuan yang tengah bermain menemukan sebuah benda asing yang terbungkus kantongan plastik kresek di garasi rumah milik eks transmigran asal Bali, I Wayan Munir. Benda yang dililit lakban berwarna kuning ini belakangan diketahui merupakan casing bom terbuat dari potongan pipa paralon berdiameter tiga centimeter dan panjang 15 centimeter, serta rangkaian kabel yang dihubungkan dengan timer dan baterey. Peristiwa terbaru yaitu penemuan sebuah bom rakitan di depan rumah I Made Santi, eks transmigran asal Bali yang bermukim di Dusun Mauro, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, pada Jumat kemarin (31/10). Namun sebelum meledak bom rakitan yang terbuat dari potongan pipa paralon dan dilengkapi timer itu berhasil dijinakan petugas dari Kesatuan Gegana Brimob Polda Sulawesi Tengah yang segera tiba dilokasi kejadian--berjarak sekitar 40 km dari kota Poso. Kepada wartawan di Poso, Kapolres AKBP Drs Adeni Muhan Dg Pabali menduga aksi teror bom beruntun yang terjadi di wilayah kerjanya itu dilakukan orang-orang tidak bertanggungjawab untuk menciptakan keresahan baru di tengah masyarakat setempat. "Saya berharap seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Poso tidak terpancing dengan aksi teror itu, agar situasi kondusif yang sudah tercipta kurun beberapa tahun terakhir di daerah ini tetap terpelihara," pinta dia. Terkait meningkatnya aksi teror bom tersebut, jajaran TNI dan Polri sejak berapa hari terakhir mulai meningkatkan pengamanan di pintu masuk-keluar wilayah Poso. Kendaraan yang melintas wilayah perbatasan Kabupaten Poso dengan Kabupaten Parigi-Moutong, Kabupaten Poso dengan Kabupaten Tojo-Unauna, Kabupaten Poso dengan Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Poso dengan Kabupaten Luwu Utara di Sulawesi Selatan, mendapat pemeriksaan aparat keamanan. Di kota Poso sendiri pada Sabtu pagi ini dijadwalkan dilakukan gelar pasukan gabungan, guna menyatukan langkah dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi gangguan kamtibmas di tengah masyarakat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008