Jakarta, (ANTARA News) - Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, pertemuannya dengan Ketua Parlemen Australia Harry Jenkins tidak secara khusus membicarakan persoalan rencana eksekusi terpidana mati kasus Bom bali, Amrozi Cs, tetapi lebih pada upaya meningkatkan hubungan kedua negara. "Tadi (pembicaraan.red) lebih kepada upaya memelihara hubungan baik kedua pemerintahan dan kedua parlemen," katanya usai pertemuannya dengan Harry Jenkins di Gedung DPr/MPR Jakarta, Senin. Ia mengatakan, tidak ada pembicaraan mengenai rencana eksekusi terhadap Amrozi CS tetapi memang sempat terungkap mengenai perasaan Australia terkait tindakan hukum kepada terpidana kasus-kasus terorisme Indonesia. "Soal tindakan terhadap beragam aksi terorisme di Indonesia, Australia menyatakan cukup puas," katanya. Menurut dia, Australia bukan saja puas pada pemerintahan saat ini tetapi juga pemerintahan sebelumnya. Hal itu tidak secara spesifik ditekankan karena Australia menyadari bahwa tindakan hukum pada pelaku terorisme sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah Indonesia. Ketika ditanya apakah kunjungan Jenkins itu memberi sinyal agar Indonesia segera mengeksekusi Amrozi Cs, Agung membantah hal itu tersebut. "Sama sekali tidak ada mengenai hal itu," katanya. Ia mengatakan, pertemuannya lebih banyak pada pembicaraan mengenai pemilu di Indonesia, bukan pada soal aksi-aksi terorisme. "Australia memberi perhatian kepada Pemilu Indonesia dan diharapkan Indonesia mampu melaksanakan pemilu secara sukses," katanya. Parlemen Australia menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kerjasama dengan DPR dan ingin meningkatkan hubungan kedua pemerintahan. Parlemen Asutralia mengundang DPR untuk berkunjung ke negaranya. Sementara itu, Jenkins tidak memberi kesempatan kepada pers untuk melakukan wawancara dan langsung bergegas meninggalkan Gedung DPR. Ia langsung memasuki lift tatkala wartawan menanyakan soal kebijakan pemerintah Australia menerbitkan "travel warning" yang melarang warganya berkunjung ke Indonesia.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008