Jakarta (ANTARA News) - Aksi "profit taking" (ambil untung) menghentikan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BE), Selasa pagi, setelah selama tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan. IHSG BEI sesi pagi ditutup turun 7,225 poin atau 0,53 persen ke posisi 1.345,491 dan indeks LQ45 melemah 0,711 poin atau 0,27 persen ke level 261,373. Analisa dari PT Trimegah Securities, dalam riset hariannya, mengungkapkan bahwa indeks BEI sudah berada pada ruang "overbought" (jenuh beli) karena telah mengalami kenaikan cukup tinggi dalam tiga hari terakhir. Penguatan tinggi tersebut membuat ruang gerak penguatan yang sempit dan oscillator jangka pendek yang rentan tekanan jual serta gempuran aksi "profit taking" beberapa saham unggulan. Beberapa saham unggulan yang mengalami aksi ambil untung di antaranya saham Telkom yang terkoreksi Rp100 ke Rp5.200, Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam melemah Rp300 ke level Rp6.250, Timah mundur Rp40 ke harga Rp1.280, Semen Gresik terkikis Rp75 menjadi Rp3.100, Sampoerna Agro turun Rp30 ke level Rp1.290 dan Semen Holcim turun Rp20 menjadi Rp510. Penurunan indeks ini juga pengaruh bursa regional yang sebagiab besar juga mengalami penurunan, diantaranya bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang melemah 27,31 poin atau 1,45 persen ke 1.856,42 dan bursa Malaysia dengan Kualalumpur Komposit terkoreksi 1,12 poin atau 0,12 persen menjadi 898,23. Aksi ambil untung ini telah membuat perdagangan saham didominasi yang turun sebanyak 97 dibanding yang naik hanya 47, sedangkan 40 belum berubah harganya dan 276 tidak aktif diperdagangkan. Volume perdagangan mencapai 2,271 miliar saham dengan nilai Rp1,162 triliun dari 45.836 kali transaksi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008