Jakarta (ANTARA News) - Dari hasil pengecekan di terminal haji Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Departemen Perhubungan (Dephub) menemukan indikasi masalah pada pesawat Garuda Indonesia B747-400 sehingga perlu diperbaiki segera. "Pelumas hidrolik pada roda depannya netes terlalu banyak. Ini bisa jadi bocor dan karena itu kita minta dicek dan diperbaiki segera," kata Dirjen Perhubungan Udara Dephub, Budhi Muliawan Suyitno, saat ramp check di terminal haji Bandara Soekarno-Hatta, Selasa. Ramp check adalah kegiatan pemeriksaan kelaikan terbang sebuah pesawat yang dilakukan secara acak. Bila ditemukan ketidakberesan, biasanya langsung diperintahkan untuk dilarang operasi sementara (grounded) sampai perbaikan bisa dilakukan dan pesawat dinyatakan laik terbang kembali. Budhi yang didampingi Dirut PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, Direktur Operasi Capt. Ari Sapari, langsung meminta agar ketidakberesan itu dicek dan segara diperbaiki. "Harus diganti, sebab jika tidak, tetap kami larang terbang," katanya. Apalagi, kata Budhi, pesawat tersebut adalah salah dari 16 pesawat angkutan haji yang dioperasikan PT Garuda Indonesia. Dijadwalkan besok (5/11) kelompok terbang pertama jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta. Setelah itu, Budhi kemudian menemukan, salah satu dari roda utama pesawat yang disewa dari Pullmantur Air, Spanyol, dan beregister EC-KSM itu, juga ditemukan terkena benda asing sehingga berlobang sedalam 1,5 cm. "Ini juga kita minta diganti segera," kata Budhi. Selain itu, pada mesin nomor tiga pesawat itu, ada genangan minyak di `air intake` dan untuk itu harus juga diperbaiki segera. Pada mesin nomor empat, juga ada kerusakan mencolok yang sudah diperbaiki. Sementara itu, ketika memeriksa bagian dalam pesawat, Budhi menyatakan, secara umum kondisi tempat duduk sangat nyaman karena Garuda tidak mengubah konfigurasi pesawat yang disewa itu. "Semua tempat duduk diperuntukkan untuk kelas ekonomi, tetapi konfigurasi tak berubah," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008