Berdasarkan hasil peninjauan dan pengakuan penyintas bahwa korban gempa dan likuefaksi di hutara tersebut mulai menderita penyakit magh, flu, infeksi saluran pernapasan atas, diare.
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah  Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Imran Latjedi mendesak pemerintah kabupaten setempat untuk segera melakukan pemantauan dan memberikan layanan kesehatan kepada penyintas di huntara Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru.

"Pemerintah Kabupaten Sigi lewat Dinas Kesehatan harus segera memberikan pelayanan kesehatan kepada korban bencana gempa dan likuefaksi yang ada di huntara Desa Pombewe," ucap Imran Lajtedi di Sigi, Senin.

Imran menguraikan di huntara Desa Pombewe terdapat 115 kepala keluar atau kurang lebih 450 jiwa korban gempa dan likuefaksi yang saat ini kesehatan mereka mulai terganggu karena lingkungan yang tidak sehat.
Baca juga: Kampung untuk penyintas gempa di Sigi dibangun BPKH-Rumah Zakat

"Pengungsi mulai menderita berbagai penyakit, mereka ada di lokasi bekas lahan HGU eks PT Hasfarm yang harus diperhatikan oleh Pemkab Sigi," kata Imarn yang merupakan politisi NasDem.

Ia mengaku telah bertemu atau melakukan peninjauan langsung kondisi penyintas yang ada di huntara tersebut, beberapa waktu lalu dalam masa reses.

Berdasarkan hasil peninjauan dan pengakuan penyintas bahwa, korban gempa dan likuefaksi di hutara tersebut mulai menderita penyakit magh, flu, infeksi saluran pernapasan atas, diare.

Selain itu, juga terdapat ibu hamil yang perlu diperhatikan dan diberikan layanan kesehatan oleh Pemkab Sigi sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah kepada masyarakat.
Baca juga: Jadup 13,894 penyintas korban bencana Palu dan Sigi segera disalurkan

"Pemerintah harus hadir dalam situasi dan kondisi apapun, utamanya menyangkut dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta penanganan berbasis responsif gender," ujarnya.

Dirinya menyebut terdapat beberapa fakto yang membuat penyintas rentan terserang penyakit, dikarenakan lingkungan yang tidak sehat, serta air yang dikonsumsi oleh penyintas tidak melewati proses penyaringan sesuai standar kesehatan.

Faktor lain yaitu kurangnya sarana umum seperti MCK yang didukung dengan ketersediaan ar bersih, sehingga banyak yang membuang kotoran di sembarangan tempat.

"Ini harus jadi perhatian Pemkab Sigi, bahwa perlu membangun sarana-sarana tersebut di wilayah pengugsian yang terintegrasi langsung dengan huntara," ujarnya.
Baca juga: Hayrat Yardim Turki-ACT berbagi 2.000 iftar untuk penyintas Pasigala
Baca juga: UNDP bantu 80 ribu dolar AS dukung ketahanan ekonomi penyintas Sigi
Kondisi korban gempa dan likuefaksi di huntara Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
 
Kondisi korban gempa dan likuefaksi di huntara Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019