Jakarta (ANTARA News) - Jangan abaikan pariwisata! Tak ada yang berlebihan dari kalimat itu, karena menurut "The World Travel and Tourism Council" (1991), pariwisata adalah salah satu industri terpenting dan terbesar di dunia. Banyak negara menempatkan industri ini sebagai salah satu tulang punggung perekonomiannya. Di tengah ancaman krisis ekonomi global seperti saat ini pun, pariwisata tegar, tak terpengaruh. Pengalaman membuktikan, ketika krisis ekonomi melanda kawasan Asia pada tahun 1998, industri pariwisata menjadi sektor paling cepat pulih dibanding industri lainnya. Oleh karena itu, saat sektor industri lain terimbas krisis keuangan global, banyak negara, diantaranya Malaysia, berharap sektor pariwisata bisa menyelamatkan roda perekonomian agar tetap berjalan. Malaysia bahkan seolah tak henti menggali industri pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan devisa negara dengan mempromosikan seluruh potensi pariwisatanya ke mancanegara . Dengan logan "Malaysia Truly Asia" industri pariwisata Malaysia terus bertumbuh, dan meski program Visit Malaysia Year 2007 telah berakhir, upaya menjual obyek wisata Malaysia tak pernah berakhir. Negara jiran itu terus berinovasi secara kreatif. Tahun ini, menurut data Departemen Pariwisata Malaysia, sedikitnya 60 acara wisata dan festival spektakuler digelar oleh negara itu. Malaysia memasarkan banyak produk wisata ke banyak pasar, mulai dari produk pasar olahraga Formula 1, budaya dan seni (Colours of Malaysia 2008), wisata alam, kuliner dan belanja yang belakangan gencar dipromosikan. Wisata dan belanja adalah dua kegiatan tak terpisahkan dan saling melengkapi di mana para pelancong tidak pernah meninggalkannya, apalagi jika menawarkan kekhasan yang tak bisa ditemui di mana pun. Inilah yang terus dikembangkan Malaysia. Karena memberi kontribusi besar pada ekonomi Malaysia, wisata belanja dari tahun ke tahun terus ditingkatkan lewat inovasi dan kemasan baru, diantaranya dengan menggelar "Malaysia Megasale Carnival" dan "Malaysia Year-End Sale" yang menarik tukang jajan. Wisata belanja "Malaysia harus mendapatkan cara-cara inovatif dan baru untuk membuat negeri ini lebih menarik bagi para pelancong asing," kata Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak saat meluncurkan nama dan logo "Malaysia Saving Sale 2008", di The Gardens Mid Valley, Kuala Lumpur. Dari Januari hingga September 2008, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Malaysia sudah mencapai 16,3 juta orang atau 4,4 persen lelbih banyak dibanding periode sama tahun lalu. Di dekade terakhir dan berikutnya, industri pariwisata Malaysia menjadi sumber pendapatan ekonomi nasional tertinggi kedua setelah manufaktur. Bandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Di negeri yang memiliki obyek wisata melimpah ini, mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), selama priode Januari-Agustus 2008, jumlah wisatawannya hanya 4,07 juta orang. Tahun ini Indonesia hanya menargetkan kunjungan wisatawan tujuh juta orang dengan target devisa 6,4 miliar dolar AS, setelah tahun lalu dikunjungi 5,5 juta wisatawan asing dengan perolehan devisa 5,3 miliar dolar AS. Padahal, tahun yang sama, Malaysia menargetkan kunjungan wisman sekitar 22,5 juta karena beberapa belakangan ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke negeri jiran ini meningkat pesat. Jika pada l998 baru tercatat 5,5 juta orang, maka pada 2007 jumlahnya melonjak empat kali lipat menjadi 20,9 juta orang dengan perolehan devisa 15 miliar dolar AS. Pengeluaran wisatawan untuk berbelanja merupakan sumber penerimaan utama kedua setelah akomodasi. Tahun lalu, Pemerintah Malaysia mengeluarkan 10 juta ringgit (2,82 juta dolar AS) untuk berpromosi dan iklan, termasuk penyelenggaraan acara dan kegiatan khusus mendorong wisata belanja. "Pengembaliannya dalam bentuk penerimaan belanja wisatawan mencapai 12,2 miliar ringgit (3,44 miliar dolar AS) atau membesar lebih dari 120 kali lipat. Tak diragukan, wisata berbelanja harus digarisbawahi sebagai salah satu generator utama penerimaan negara," ungkap Najib. Ia juga mengingatkan pentingnya para pelaku usaha menjaga reputasi. "Anda harus membuat Malaysia menjadi tujuan wisata yang menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga layak. Malaysia akan belajar bagaimana memposisikan diri sebagai salah satu daerah tujuan wisata istimewa nan populer seperti Sardinia di Italia dan Honolulu di Hawai." Untuk menggenjot wisata belanja ini, Pemerintah Malaysia dalam waktu dekat akan menyelenggarakan jualan akhir tahun bertajuk "Malaysia Saving Sale 2008" (MSS) yang sebelumnya dikenal dengan nama "Malaysia Year-End Sale." Acara itu digelar selama 38 hari mulai 29 November 2008 hingga 4 Januari 2009 di seluruh penjuru negeri. "MSS adalah pencitraan Malaysia sebagai sebuah tujuan belanja internasional yang lain daripada yang lain. Melalui MSS, wisatawan tidak hanya dimanjakan dengan berbelanja pada harga menarik, tapi juga bisa menikmati sensasi yang berbeda dari dunia kuliner dan program hiburan yang digelar," kata Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Sri Azalina Othman Said. (*)

Oleh Oleh Apep Suhendar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008