Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan memastikan, pembangkit listrik baik yang dioperasikan PT PLN (Persero) maupun swasta akan mendapat pasokan batubara sesuai kebutuhannya. Usai rapat membahas pasokan batubara dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Jumat, Bambang mengatakan, apapun alasannya, pembangkit listrik harus mendapat pasokan batubara. "Kami akan lihat siapa produsen yang bisa memasok ke pembangkit," katanya. Mengenai perbedaan harga, Bambang mengatakan, pemerintah menyerahkan persoalan tersebut antara pemilik pembangkit dengan produsen batubara. Ia juga menambahkan, pemerintah akan terus memantau pasokan batubara ke pembangkit tersebut. Sebelumnya, stok batubara di setidaknya empat pembangkit listrik besar baik yang dioperasikan PT PLN (Persero) maupun swasta terancam mengalami krisis saat gelombang laut tinggi yang diperkirakan terjadi pada Desember-Januari 2009. Stok batubara di PLTU itu yakni Paiton, Suralaya, Tanjung Jati B, dan Cilacap berada di bawah standar yang ditetapkan yakni 30 hari. Selain gangguan operasional, kesulitan menambah stok batubara juga dikarenakan pemasok menawarkan harga jual batubara yang terlalu tinggi. Saat ini, harga penawaran batubara dari produsen dalam negeri mencapai 116 dolar AS per ton, sementara impor dari Australia hanya 94 dolar AS per ton. Karenanya, PLN merencanakan impor batubara sebanyak 300.000 ton dari Australia menyusul tingginya harga batubara dalam negeri tersebut.

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008