Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Sofyan Djalil membantah bahwa pemerintah mengintervensi perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk sehingga suspensi perdagangan saham tersebut yang sedianya akan dibuka kembali pada Rabu (5/11) dibatalkan. "Tidak ada (intervensi) itu hanya rumor. Yang punya wewenang itu Bapepam-LK," kata Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat. Sofyan mengakui bahwa saat ini begitu banyak rumor. "Ini kebanyakan rumor. Bahkan ada rumor Ibu Ani (Menkeu Sri Mulyani--red) mundur," katanya. Pada kesempatan itu Sofyan juga mengklarifikasi bahwa dirinya memang memiliki saham BUMI. "Saya punya saham BUMI sekitar satu juta lembar. Saya memiliki saham BUMI sejak 2003 sebelum menjadi menteri, ketika harganya Rp75 per lembar. Harganya sempat melambung hingga kisaran Rp8.000 per lembar, sekarang turun ke level Rp2.175," tegasnya. Terkait kepemilikan saham BUMI, Sofyan mengibaratkan saham BUMI merupakan "saham sejuta umat", karena peredarannya besar dan banyak peminatnya. "Pada intinya siapapun berhak memiliki saham, asalkan tidak diperoleh melalui insider trading, atau memanfaatkan informasi dari dalam," ujarnya. Sesungguhnya ujar mantan Menteri Kominfo ini, saham BUMI memiliki prospek untuk kembali menguat karena didukung perusahaan yang memang bagus. "Advice saya agar BUMN atau siapapun itu membeli saham BUMI karena harganya murah ," ujarnya. Meski begitu ia juga menegaskan, Kementerian BUMN tidak punya kepentingan secara langsung terhadap perdagangan saham BUMI. "Tetapi bahwa BUMN sektor pertambangan untuk membeli saham BUMI ya... itu pasti," ujarnya. Di luar bursa saham, Northstar Pacific perusahaan investasi yang merupakan bagian dari Texas Pacific Group (AS) memenangkan penawaran pembelian 35 persen saham BUMI senilai 1,3 miliar dolar mengalahkan penawaran San Miguel (Philipina) dan Tata Group (India). Selain PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) dan dua BUMN lainnya yaitu PT Antam Tbk dan PT Timah Tbk pernah berminat menjadi pembeli BUMI, namun tidak terealisasi karena harga terlalu tinggi. Wacana berkembang bahwa BUMN utamanya PT BA dan Antam segera masuk dalam konsorsium Northstar. "Kalau harganya tepat dan hasil due diligence (uji tuntas) clean and clear, silahkan ikut konsorsium. Kementerian hanya sebatas mengetahui saja," kata Sofyan. Jangankan BUMN tambang, BUMN sektor lainnya kalau memang sudah sesuai dengan uji tuntas mungkin juga ikut konsorsium. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008