Kandahar, Afghanistan, (ANTARA News) - Hasil penyelidikan pemerintah Afghanistan serangan udara AS menghantam sebuah pesta perkawinan dan menewaskan 37 sipil. Sebagaimana dilaporkan AFP,pemerintah provinsi Kandahar, Jumat, mengemukakan hal itu sekaligus menyebut bahwa selain itu 26 gerilyawan Taliban tewas dalam serangan tersebut. Presiden Hamid Karzai mengatakan, "sekitar 40" warga sipil tewas dalam serangan di distrik Shah Wali Kot di provinsi tersebut pada hari Senin. Gempuran udara itu dilakukan setelah pasukan internasional diserang. Pemerintah Kandahar mengirim satu tim pejabat dan polisi ke desa Wacha Bakhta untuk menyelidiki insiden itu. Peristiwa tersebut memicu perselisihan baru antara pemerintah Kabul dan pasukan internasional sekutunya. "Penyelidikan kami menujukkan bahwa 37 warga sipil dan 26 Taliban tewas dalam serangan udara itu dan 31 orang sipil lain serta tujuh militan cedera," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan. Tidak jelas berapa banyak wanita dan anak-anak dari jumlah itu, katanya. Gerilyawan meninggalkan 15 mayat di lokasi kejadian dan membawa mayat yang lain serta orang-orang yang cedera bersama mereka, kata pernyataan itu. Pasukan internasional yang sedang berpatroli di sekitar desa itu, sekitar 80 kilometer sebelah utara Kandahar, diserang oleh militan. Pasukan internasional membalas dengan tembakan-tembakan darat dan dari udara sehingga mengenai sebuah pesta perkawinan, katanya. Militer AS sebelumnya pada pekan ini bahwa mereka belum bisa mengkonfirmasi adanya korban sipil dan masih menyelidiki hal itu. Pemerintah Afghanistan telah memberikan ganti rugi 2.000 dolar kepada keluarga masing-masing korban tewas dan 160 dolar kepada mereka yang cedera. Sekitar 60.000 prajurit internasional ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah melawan pemberontakan Taliban di negara tersebut. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Tahun ini Taliban meningkatkan serangan-serangannya di Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk di antara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun ini. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008