Bogor (ANTARA News) - Pengurus DPP Partai Golkar Fadel Muhammad belum bersedia menyatakan siap atau tidak diusung sebagai kandidat calon Presiden (capres) atau calon Wakil Presiden (cawapres), tapi akan menghormati dan mengikuti prosedur di Partai Golkar.

Fadel Muhammad mengatakan, Ketua Umum Partai Golkar meminta kepada pengurus DPP Partai Golkar agar tidak membahas dulu wacana kandidat capres dan cawapres, sampai Pemilu Legislatif 2009.

"Saya menghargai sikap pimpinan Partai Golkar maupun hasil keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar bulan lalu," kata Fadel Muhammad usai bedah buku, "Reinventing Local Government: Pengalaman dari Daerah" yang ditulisnya, di IPB International Convention Center (IICC), di Bogor, Senin.

Dikatakannya, ketika bertemu dengan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, HR Agung Laksono, Minggu (9/11) malam, mendiskusikan wacana kandidat capres-cawapres yang mengemuka pada Rapimpnas Partai Golkar bulan lalu, ia meminta agar tetap menunggu dan mengikuti prosedur di Partai Golkar.

Soal wacana kandidat capres-cawapres, kata dia, meskipun pimpinan Partai Golkar meminta tidak membahasnya dulu, tapi tetap muncul pada Rapimnas Partai Golkar bulan lalu.

"Semula ada 14 nama yang disebut-sebut. Setelah diseleksi lagi kini masih ada 10 nama yang disebut-sebut, mereka tetap memiliki hak politik," kata doktor lulusan Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta ini.

Nama-nama yang disebut-sebut dalam bursa kandidat capres-cawapres Partai Golkar antara lain Jusuf Kalla, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Akbar Tanjung, dan Fadel Muhammad. Sedangkan, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tidak masuk dalam 10 nama tersebut.

Meskipun dalam Partai Golkar belum dibahas secara resmi, tapi jika dukungan bermunculan dari elemen masyarakat, menurut dia, menjadi hak politik dan konsekuensi logis dari munculnya wacana 10 nama kandidat capres-cawapres.

Diakuinya, sudah cukup banyak elemen masyarakat yang menyampaikan aspirasinya untuk tampil pada bursa capres-cawapres.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008