Denpasar (ANTARA) - Polda Bali dan Kodam IX/Udayana bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali serta BMKG Bali menyiagakan personel dan alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista) untuk penanggulangan bencana alam.

"Melihat perkembangan situasi nasional saat ini banyak terjadi bencana alam yang menjadi perhatian publik akibat dampak perubahan cuaca yang menimbulkan permasalahan seperti memaksa masyarakat untuk mengungsi adanya korban jiwa serta rusaknya fasilitas publik atau rumah tangga," kata Karo Ops Polda Bali Kombes Pol Djoko Prihadi dalam sambutannya di Lapangan Mako Brimob, Tohpati, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut maka digelar apel penanggulangan bencana alam yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan para personel dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam di Bali, mulai dari kesiapan personel, sarana prasarana dan dukungan logistik.

Baca juga: BPBD ajak masyarakat Bali tingkatkan kewaspadaan soal gempa

Djoko Prihadi menjelaskan untuk antisipasi yang dilakukan di Bali, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan semua instansi dan stakeholder yang ada baik Polda, TNI, BPBD Bali, Basarnas, BMKG Bali, Dinas Sosial dan semua instansi untuk merapatkan barisan.

"Itu nanti kita akan bentuk posko di masing-masing instansi kalau di Polda poskonya di Brimob. BPBD nanti ada posko terpadu, dan kita lakukan koordinasi secara periodik baik secara internal masing-masing instansi maupun yang terpadu dengan BPBD untuk antisipasi bencana di pulau Bali ini," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa untuk kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara akan dilakukan pemantauan melalui satuan pembinaan masyarakat (satbinmas) dan untuk perubahan cuaca bisa melalui BMKG.

"Setiap saat kita sampaikan kepada wisatawan melalui binmas hingga ke jajaran Polsek semua migitasi sebenarnya sudah jadi satu, dan Bali masih aman untuk wisatawan. Namanya bencana ya dari yang Mahakuasa, kita di sini tetap jaga agar Bali aman dan nyaman," jelasnya.

Ia menambahkan berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG wilayah Bali kalau saat ini sudah memasuki musim penghujan yang puncaknya diperkirakan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2020.

Djoko Prihadi menjelaskan saat musim penghujan ini perlu diwaspdai seperti hujan lebat, angin kencang serta bencana lainnya terutama tanah longsor.

"Mengingat di tengah-tengah, pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur sehingga rawan akan terjadinya bencana tanah longsor. Tetap dilakukan pemantauan dan kita siaga terutama daerah yang rawan," katanya.

Baca juga: Sejumlah sekolah di Badung rusak akibat gempa Bali

Baca juga: TNI di Kalteng pastikan kesiapan pasukan hadapi potensi bencana

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020