Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, Selasa, meresmikan sistem peringatan dini tsunami yang dikenal InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). InaTEWS dibangun Pemerintah Indonesia dengan melibatkan 18 institusi pemerintah dan didukung finansial maupun teknologi dari lima negara donor, yaitu Jerman, China, Jepang, Amerika Serikat dan Perancis. Menurut keterangan resmi dari BMG, InaTEWS dibangun untuk melindungi segenap rakyat Indonesia dari ancaman bahaya tsunami yang sering melanda perairan Indonesia. Pasca gempa bumi dan tsunami Aceh 26 Desember 2004 kebutuhan akan suatu sistem peringatan dini tsunami untuk wilayah Indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi. InaTEWS mampu memberikan peringatan dini tsunami dalam waktu lima menit setelah kejadian gempa bumi yang berpotensi membangkitkan tsunami. Secara internasional keberadaan InaTWES menjadi sarana pemerintah Indonesia untuk turut berkontribusi secara aktif di kancah internasional dalam melindungi masyarakat baik kawasan Samudera Hindia maupun Pasifik dari ancaman tsunami. InaTEWS adalah suatu sistem peringatan dini tsunami yang komprehensif yang di dalamnya telah diterapkan teknologi baru yang dikenal sebagai Decision Support System (DSS). DSS adalah sebuah sistem yang mengumpulkan semua informasi dari hasil sistem monitoring gempa, simulasi tsunami, monitoring tsunami dan deformasi kerak bumi setelah gempa terjadi. InaTEWS pada Oktober 2008 telah mengoperasikan 116 unit seismometer broadband, 45 unit tide gauge dan tiga unit buoy. Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik lengan panjang warna biru didampingi oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dan Jurubicara Kepresidenan Andi Mallarangeng. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008