Jakarta (ANTARA) - SD Negeri 05 Bintaro yang terletak di dalam Komplek IKPN Bintaro, Pesangrahan, Jakarta Selatan mulai berbenah dengan menggelar kerja bakti bersama para guru dan juga kepala sekolah, Sabtu.

Banjir setinggi tiga meter menghantam sekolah merusak sejumlah sarana dan prasaran milik sekolah seperti perpustakaan, kantin, ruang kesenian, UKS, mushola, gudang hingga peralatan musik seperti sound system, keyboard, dan dua unit televisi.

Sekitar 10 ribu eksemplar buku koleksi perpustakaan SDN 05 Bintaro juga rusak dan hancur jadi bubur akibat terjangan banjir.

"Hari ini seluruh guru dan juga kepala sekolah turun bersama-sama membersihkan sisa banjir," kata Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Muh Subagyo saat ditemui di SDN 05 IKPN Bintaro, Sabtu.

Kegiatan bersih-bersih memakan waktu hingga tujuh jam lamanya, membersihkan lumpur setinggi 30 cm yang menutup pekarangan dan lantai dasar sekolah.

Pembersihan dilakukan dengan menyiram lumpur dan mengeruk. Sebanyak 13 guru beserta kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dibantu seorang penjaga sekolah, serta relawan dari salah satu partai hanya mampu membersihkan sekolah 60 persen. Sisanya masih akan dilanjutkan Minggu dan pada hari pertama sekolah Senin (6/1).

Subagyo menyebutkan, kabar tentang sekolah kebanjiran diterimanya dari Pak Naryo penjaga sekolah pada Rabu (1/1). Sekolah ikut diterjang banjir luapan Kali Pesangrahan akibat tanggul jebol setelah diguyur hujan sejak 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.

"Saya saat itu sedang berada di Solo, dikasih tau Pak Naryo kalau sekolah kebanjiran," katanya.

Baca juga: Anies yakin kegiatan belajar hari pertama akan normal pascabanjir

Baca juga: Anggota DPR imbau bantuan CSR BUMN diteruskan pascabanjir

Baca juga: Kementerian PUPR bentuk tim reaksi cepat banjir Jabodetabek


Subagyo tidak menyangkan banjir yang menerjang sekolah segitu dasyatnya, karena banjir sebelumnya tahun 2012 hanya setinggi pinggang orang dewasa.
Sekitar 10 ribu ekseplar buku koleksi perpustakaan SDN 05 IKPN Bintaro rusak dan hancur setelah diterjang banjir luapan Kali Pesanggerahan pada 1-2 Januari 2020, Sabtu (4/1/20202) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Banjir kali ini, lanjut dia, tingginya mencapai tiga meter. Beruntung ruang belajar siswa dan ruang guru berada di lantai dua dan tiga. Hanya saja sarana dan prasaran yang ada di lantai dasar rusak dihantam banjir.

"Ini banjir yang luar biasa, yang tergenang itu perpustakaan, UKS, Mushola dan katin, semua habis kena rusak banjir," kata Subagyo.

Subagyo mengatakan butuh waktu seminggu untuk membuat sekolah benar-benar bersih dari sisa banjir dan lumpur, sehingga siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman.

Seperti membersihkan kaca jendela dari bekas lumpur, begitu juga pintu ruangan UKS dan mushola, serta tangga yang masih berlumpur.

"Besok kita lanjutkan lagi bersih-bersihnya, Senin juga kita akan ajak anak-anak ikut gotong royong," kata Subagyo.

Sejumlah lumpur masih tersisa di perkarang belakang dan samping sekolah, tebalnya setinggi satu cm. Lumpur juga masih menutupi jalan menuju mushola dari arah toilet sehingga akan mengganggu aktivitas siswa bila tidak segera dibersihkan.

Banjir di Komplek IKPN Bintaro mulai surut Jumat (3/1) sore, warga sudah mulai berbenah membersihkan rumahnya, tapi belum bisa ditempati sehingga banyak yang memilih masih mengungsi.

Selain di IKPN Bintaro, banjir pada awal 2020 juga sempat merendam beberapa areal rukun warga di Pengadegan, Jatipadang, Cilandak Timur, Pejaten Timur, Jagakarsa, Petogogan, Tebet Timur, dan Bangka.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020