Tokyo (ANTARA News) - Begitu menginjakkan kakinya di bandara Narita, Jepang, Selasa pagi, sebanyak 20 pelajar sekolah menengah dari Indonesia langsung terkesan dengan kebersihan yang terpampang dihadapan mereka. Decak kagum dan rasa ingin tahu yang besar segera saja mengghinggapi benak mereka begitu bus yang membawa mereka melaju menuju Tokyo, untuk singgah sebentar di KBRI Tokyo. Sepanjang perjalanan para remaja yang rata-rata berusia 16-17 tahun itu terus menatap pemandangan yang berada di luar bus. kebersihan jalan, taman-taman, gedung-gedung pencakar langit, hingga kebersihan dari kendaran yang melintas di jalan-jalan kota Tokyo. Rasa lelah yang menghinggapi mereka setelah menempuh penerbangan jauh selama enam jam dari Jakarta pun tak terasa lagi. Sesampainya di Tokyo, mereka pun langsung diajak masuk ke ruangan yang biasa digunakan untuk rapat staf KBRI guna bertemu dengan pimpinan KBRI Tokyo untuk mendapatkan pembekalan secukupnya mengenai budaya dan kemajuan Jepang. Begitu ditanya oleh Wakil Dubes RI untuk Jepang Ronny P Yuliantoro mengenai kesan pertama yang diperoleh setibanya di Jepang. Para remaja yang berasal dari sekolah-seolah di Jakarta dan daerah sekitarnya itu pun langsung menjawab cepat. "Kebersiahannya pak," kata mereka hampir bersamaan. "Betul. Itulah yang harus menjadi awal bagi perubahan cara berpikir adik-adik nanti agar bisa menjadi bangsa yang maju," kata Ronny lagi. Sejak itulah dialog pun berlangsung dengan lancar walau rasa penat masih terlihat jelas di wajah mereka. Pengetahuan mengenai Jepang dan latar belakang yang mendorong bangsa Jepang maju, serta hubungan persahabatan Indonesia ? Jepang yang sudah memasuki tahun ke-50. "Bagaimana pak agar bisa membentuk mental sepeti angsa Jepang ini," tanya Gilang Pratama, pelajar SMAK Don Bosco Jakarta. "Ada tiga hal yang mendasari bangsa Jepang untuk maju, yaitu disiplin, pantang menyerah dan menghormati orang lain," Jawab wakil Dubes yang petang itu didampingi oleh Atase pendidikan Prof. Eddison Munaf, dan sejumlah pimpinan perusahaan IMM Jepang. Kedatangan para pelajar Indonesia ke Jepang disponsori oleh perusahaan pengerah tenaga kerja Jepang IMM Japan, yang banyak mendatangkan pekerja magang dari Indonesia ke Jepang. Selama di Jepang mereka akan tinggal selama sepuluh hari, dan akan bertemu dengan pelajar Jepang, mengunjungi perusahaaan Jepang, beriwisata ke sejumlah lokasi budaya, serta "home stay" semalam di salah satu rumah keluarga Jepang agar bisa merasakan langsung kehidupan orang Jepang. Sebelum pertemuan usai, KBRI Tokyo membekali para siswa-siswi tersebut dengan satu kartu pos berikut perangkonya, dengan harapan mereka bisa menjalin persahabatan dengan pelajar Jepang. "Carilah sahabat dari Jepang, mulailah berkorespondensi sepulangnya nanti. Hal itu akan mengubah wawasan kamu di masa depan," pesan Eddison Munaf. Para siswa itu berasal dari SMA Taruna Nusantara, SMA Plus PGRI Cibinong, SMA 78 Jakarta, SMA 68, SMA 46, SMA 2 Bekasi, SMA 2 Depok, dan SMA 1 Kerawang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008