Jakarta (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh lima persen menjadi 59 dolar AS per barel menyusul makin dalamnya krisis ekonomi global yang kemudian membuat pasar energi tak bergairah dan meningkatkan ekspektasi menurun drastisnya permintaan energi dunia. Setelah sempat menyentuh 58,32 per dolar AS, harga minyak mentah AS terhempas 3,08 dolar AS menjadi 59,33 dolar AS per barel yang adalah rekor harga terendah sejak Maret 2007. Sementara minyak mentah patokan Brent terjengkang 3,37 dolar AS ke level 55,71 dolar AS per barel. Harga-harga saham ikut jatuh setelah produsen alumunium raksasa Alcoa memangkas pagu produksinya karena khawatir pembayaran tagihan dari perusahaan otomotif General Motors tersendat, disamping karena melihat sinyal-sinyal sedang terguncangnya perekonomian China. Merosotnya permintaan minyak dunia ini telah menekan harga minyak yang sempat terkunci di rekor 147 per dolar AS pada Juli ini, setelah negara-negara pengonsumsi minyak utama mengurangi permintaan karena seretnya pasar kredit global. Para ekonom memperkirakan permintaan energi dunia akan terus turun akibat pelambatan ekonomi di negara-negara yang selama ini menjadi konsumen minyak utama yaitu AS dan Eropa. Beberapa dari ekonom ini mengatakan bahwa total permintaan minyak dunia akan mengalami kontraksi tahun depan sehingga harga minyak mentah dunia akan terpukul lebih dalam. "Harga minyak mentah terbanting ke dasar harga terendah hari ini akibat pukulan ganda dari terpuruknya Dow Jones (harga saham di Wall Street) dan apresiasi luar biasa dolar AS terhadap euro," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch & Associates. Mata uang dolar AS berapresiasi terhadap sejumlah mata uang kuat Selasa (Rabu WIB) setelah investor mencemaskan situasi ekonomi dunia sehingga mereka lari dari aset-aset yang lebih berisiko untuk kemudian menanamkan modalnya dalam dolar AS yang dianggap lebih aman. Dolar AS yang terus menguat membuat para pemegang mata uang kuat lainnya melihat harga minyak menjadi lebih mahal sehingga harga minyak mentah pun terus tertekan. Para investor juga mengkhawatirkan situasi perekonomian China di mana menurut data terbaru pertumbuhan impor dari negara pengonsumsi minyak terbesar kedua dunia ini melambat Oktober ini. Harga minyak di China naik dua persen hari Senin setelah pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi senilai 600 miliar dolar AS. "Saya kira kemarin orang agak menjauh dari dampak paket kebijakan fiskal China dan ini mengakibatkan harga minyak naik (di China)," kata Robert Laughlin pada MF Global dalam satu analisisnya. Satu sumber di OPEC mengatakan, pada pertemuan di Aljazair nanti, organisasi kartel minyak dunia ini akan memangkas produksi hingga 1 juta barel per hari guna menyikapi menurunnya permintaan minyak dunia. Data stok mingguan AS menyebutkan, kelebihan stok minyak AS telah mencapai 8800 ribu barel sepanjang minggu lalu akibat menurunnnya permintaan minyak di negara itu, demikian perkiraaan para analis Reuters. Analisis para pakar juga mengatakan, stok minyak sulingan sepertinya naik 500 ribu barel dan bensin meningkat 800 ribu barel. Data volume stok minyak dan tingkat permintaan minyak AS akan akan dirilis Kamis minggua ini, molor satu hari karena AS libur Hari Veteran Selasa ini (Rabu WIB). (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008