Jakarta, 12/11 (ANTARA) - Indonesia memang harus bertindak proaktif untuk mendapatkan pasar perikanan China yang sangat besar, demikian Ketua Harian Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Suryo di Jakarta, Rabu. "Jadi syukur dan tepat kalau Indonesia proaktif terhadap pasar China sebelum kompetitior `menyapunya`," kata Ady menanggapi penandatanganan naskah kerjasama produk perikanan mengenai keamanan dan keselamatan ekspor-impor RI-China. Penandatanganan kerjasama di bidang perikanan tersebut dinilai akan banyak membawa manfaat bagi Indonesia karena China adalah pasar potensial sebagai pasar besar. "Ada satu miliar lebih manusia yang doyan 'seafood' atau 'chinesse food' yang didominasi oleh bahan yang berasal dari ikan," kata Ady. Rakyat Cina belakangan ini semakin tinggi kesadarannya dalam mengonsumsi makanan sehat, khususnya ikan, sehingga upaya pemerintah menjalin kerjasama dengan Negeri Tirai Bambu itu sudah tepat. Kemarin, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Martani Huseini dan Dirjen Keamanan Pangan AQSIQ China Yu Tawei telah menandatangani kerjasama tersebut di Beijing. Martani menyatakan, warga China gemar mengkonsumsi produk perikanan dan ini merupakan peluang lebar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negera tersebut. "Dengan adanya kerjasama ini kami berharap tidak ada lagi larangan untuk produk Indonesia sehingga volume ekspor perikanan Indonesia ke China meningkat setiap tahunnya," harapnya. Ekspor perikanan Indonesia ke China pada 2006 mencapai 55,80 juta AS dolar, sedangkan pada 2007 justru turun 67 persen menjadi 37,50 juta AS dolar. Angka itu hanya 1,63 persen dari total ekspor 2,3 miliar AS dolar. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008