Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menegaskan, pihaknya tidak optimis larangan terbang Uni Eropa (UE) atas seluruh maskapai Indonesia ke Eropa akan dicabut. "Saat ini kita tidak optimis kalau mereka akan mencabut larangan terbang saat ini, walaupun mereka mengatakan akan ada kabar baik," katanya menjawab pers usai Serah Terima 31 Unit Bus Angkutan Perintis dari Departemen Perhubungan Kepada Perum DAMRI tahun anggaran 2008 di Jakarta, Rabu. Sebelumnya, Menhub Jusman menyatakan, UE sendiri telah melakukan sidang pada 5 November 2008, namun hasilnya belum diketahui. Pihak UE biasanya merilis hasilnya melalui website-nya. Menurut Jusman, Dirjen Perhubungan Udara, Dephub, Budhi M. Suyitno sebenarnya sudah mengambil inisiatif untuk datang ke sidang itu, tetapi hal itu ditolak karena mereka menganggap, seluruh dokumen dianggap sudah memadai untuk dibahas pada sidang itu. "Kategori maskapai dan organisasi udah oke semua, tinggal yang regulasi, semuanya dalam rangka Undang-Undang penerbangan yang baru," kata Jusman. Jusman juga menyatakan, dalam standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang terpenting adalah mengenai maskapai. "Masalah organisasi dan regulasi itu menjadi otoritas negara masing-masing. Artinya, orang lain tidak perlu ikut campur," katanya. Namun, tegasnya, UE ini malah ikut campur di situ. "Kita yang malah balik bertanya, apakah mereka sudah membenahi UU atau organisasinya?" "Tapi karena yang melarang terbang mereka sepihak, ya kita tunggu aja," demikian Jusman Syafii Djamal. Larangan terbang atas seluruh maskapai Indonesia ke langit Eropa sudah berlangsung sejak Juli 2007 dan dalam setiap evaluasi tiga bulanan, Indonesia tak pernah lolos dari jerat itu. Indonesia bahkan pernah mengajukan, program percepatan pencabutan, terhadap empat maskapai Indonesia, tetapi juga ditolak oleh mereka. Pada bagian lain, Jusman mengaku, ICAO sendiri akan hadir ke Indonesia pada 25 November 2008 pada seminar mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan serta menandatangani kerjasama pelatihan teknis keselamatan Indonesia-ICAO. "Ini kan aneh. ICAO yang dijadikan standar sudah mau kerjasama dengan Indonesia. UE malah belum. Presiden ICAO Insya Alllah datang dengan Garuda," kata Jusman. (*)

Copyright © ANTARA 2008