Washington (ANTARA News) - Memiliki garis pinggang lebar dapat meningkatkan hampir dua kali-lipat risiko orang meninggal pradini bahkan jika massa tubuh tak melebihi indeks ukuran "normal". Demikian hasil satu studi baru terhadap lebih dari 350.000 orang di seluruh Eropa, yang disiarkan Rabu di dalam majalah AS New England Journal of Medicine. Studi tersebut memberi bukti kuat bahwa menyimpan kelebihan lemak di sekitar pinggang menimbulkan risiko besar kesehatan, bahkan pada orang yang tak dianggap kelebihan berat tubuh atau kegemukan. Studi itu menyatakan para dokter mesti mengukur garis pinggang pasien dan pinggul mereka serta indeks massa tubuh mereka sebagai bagian dari standard pemeriksaan kesehatan, kata para peneliti itu, dari Imperial College London, German Institute of Human Nutrition, dan lembaga penelitian lain di seluruh Eropa. Setelah para peneliti membandingkan objek dengan indeks massa tubuh yang sama, mereka menyatakan risiko kematian pradini meningkat sejalan dengan pertambahan garis lingkar pinggang. risiko kematian pradini meningkat hampir dua-kali lipat pada orang dengan ukuran pinggang lebih lebar --lebih dari 120 centimeter bagi pria dan lebih dari 100 centimeter bagi perempuan, dibandingkan dengan subjek yang memiliki pinggang lebih kecil (kurang dari 80 centimeter buat pria dan kurang dari 65 centimeter bagi perempuan). Indeks massa tubuh biasanya digunakan untuk menilai apakah seseorang memiliki berat "normal". Penambahan lingkar pinggang setiap 5 centimeter meningkatkan risiko kematian sebesar 17 persen pada pria dan 13 persen pada perempuan, kata studi tersebut. Peningkatan risiko kematian mungkin secara khusus berkaitan dengan penimbunan lemak di sekitar lingkar pinggang karena jaringan lemak di daerah itu mengeluarkan "cytokines", hormon dan zat yang aktif secara metabolis yang dapat memberi sumbangan bagi perkembangan penyakit kronis, terutama penyakit jantung dan kanker, kata para penulis studi itu. Tobias Pischon, pemimpin penulis studi tersebut, berkata, "Hasil paling penting dari studi kami ialah temuan bahwa bukan hanya menjadi kegemukan, tapi juga pembagian lemak tubuh, mempengaruhi risiko kematian pradini pada masing-masing orang." (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008