Jakarta, (ANTARA News) - Sebagian wilayah Jakarta khususnya di sekitar daerah Bantaran Kali Ciliwung tergenang oleh banjir yang berasal dari luapan air kiriman atau hujan yang menerpa ibukota sehingga menyebabkan ribuan orang terpaksa mengungsi. Berdasarkan pantauan ANTARA di Jakarta, Jumat, banjir di sebagian daerah ibukota telah muncul sejak waktu dini hari dan juga ditambah dengan hujan deras yang datang pada pagi hari. Hujan deras menyebabkan sejumlah jalan raya di Jakarta Selatan tergenang dan sukar untuk dilalui. Bahkan, Jalan Bukit Duri di daerah Tebet, Jakarta Selatan, terpaksa ditutup karena genangan telah mencapai setinggi sekitar 50 cm. Hal itu juga menyebabkan aktivitas kegiatan belajar mengajar di SMAN 8 yang terletak di sekitar daerah tersebut juga terpaksa terhenti dan para siswa dipulangkan. Menurut seorang warga, Arta, genangan air mulai meninggi pada Jumat (14/11) dini hari pada sekitar pukul 03.00 WIB. Nasih banyak orang yang belum mau meninggalkan rumahnya antara lain karena mereka yakin bahwa air akan surut kembali. Sementara itu, hujan deras juga menyebabkan sejumlah jalan raya dan kawasan pemukiman di wilayah Jakarta Utara tergenang dan menghambat arus lalu lintas. Menurut Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, genangan di Jakut terdapat antara lain di Jalan Muara Baru Raya (50 cm), Jalan Kapuk Muara (50 cm), Jalan Kamal Muara (50 cm), dan Jalan Martadinata (30 cm). Sedangkan berdasarkan data dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Banjir dan Pengungsi Pemprov DKI, banjir di sebagian wilayah Jakarta pada Jumat (14/11) ini menyebabkan 6.609 orang mengungsi dari tempat tinggalnya. Jumlah tersebut berasal dari 3.426 warga di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, sekitar 1.748 warga di Kelurahan Bidaracina, Jakarta Timur, dan 1.435 warga di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Warga yang meninggalkan rumahnya itu mengungsi di sejumlah tempat seperti Rumah Sakit Hermina, Puskesmas Kampung Melayu, Puskesmas Bidaracina, dan Kantor Kelurahan Bukit Duri.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008