Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatasi pemerintah masih menunggu perkembangan perekonomian ke depan, jika memang terus terjadi perubahan maka pemerintah juga akan mengubah asumsi-asumsi yang ada. "Soal APBN kita lihat perkembangan dua-tiga bulan ke depan. Soal harga minyak dan kurs rupiah hanya merupakan asumsi-asumsi, jadi kalau ada perubahan tentu kita lakukan perubahan-perubahan," kata Wapres Jusuf Kalla saat keterangan pers usai Salat Jumat di Jakarta. Menurut Wapres, saat ini tidak ada satu orangpun yang bisa menetapkan berapa harga BBM atau berapa kurs rupiah yang ada. Karena itu, tambahnya yang bisa dilakukan adalah menunggu perkembangan. Wapres menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat tergantung oleh faktor eksternal. Sementara untuk dalam negeri sendiri sebenarnya stabil tidak ada masalah. "Ini tergantung keadaan ekonomi di Amerika Serikat. Jadi sulit dihitung, tetapi pelan-pelan akan terjadi keseimbangan baru," kata Wapres. Krisis ekonomi global yang dipicu dari persoalan keuangan di Amerika Serikat menurut Wapres sudah mulai berimbas ke Indonesia. Kemerosotan ekonomi AS berdampak langsung kepada merosotnya ekspor Indonesia dan juga negara-negara di dunia. "Karena itu ini tergantung kecepatan pemulihan ekonomi Amerika Serikat," kata Wapres. Hingga saat ini harga minyak mentah dunia mencapai kisaran 60 dolar AS per barrel. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp11.000 per dolar AS.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008