Tokyo (ANTARA News) - Wartawan harian "Pikiran Rakyat" Bandung, Indonesia, Zaki Yamani, meraih penghargaan jurnalistik untuk katagori Lingkungan Hidup dalam ajang "Developing Asian Journalism Award" yang digelar oleh Asian Development Bank Institute (ADB-Institute) di Tokyo, Jepang, Jumat malam. Lewat tulisannya "Water Hunters: The Causes and Impact of Privatization in Bandung" Zaki Yamani berhasil menyisihkan wartawan lainnya yang berasal dari Filipina, India, Pakistan, dan Kyrgistan di katagori Lingkungan Hidup. "Ini kemenangan bukan buat saya sendiri, tetapi juga buat perjuangan membenahi persolan lingkungan hidup di Indonesia," kata Zaki Yamani. Zaki Yamani menerima penghargaan berupa plakat dan sertifikat dari salah seorang anggota dewan Juri asal Srilangka atas keberhasilannya itu. Acara penghargaan tersebut juga disaksikan kalangan diplomat kedutaan besar negara-negara sahabat di Tokyo, termasuk Wakil Dubes RI untuk Jepang Ronny P Yuliantoro. "Penghargaan ini ikut mengangkat citra dunia jurnalisme Indonesia di mata internasional, sekaligus menjadi tantangan bagi wartawan Indonesia lainnya untuk memperlihatkan kualitas profesi kewartawanannya,` kata Ronny. Peringkat kedua dari katagori lingkungan diraih wartawan dari Pakistan Rina Saeed Khan lewat karyanya "Saving Sonmiani". Penghargaan itu menetapkan enam katagori, empat katagori di antaranya memberikan penghargaan untuk juara pertama dan kedua saja, Sedangkan untuk katagori `Development Journalist of The Year" dan "Young Development Journalist of the Year" masing-masing hanya untuk satu orang. Katagori Young Development Journalist of the Year diraih wartawan asal Nepal Malika Aryal. Perempuan muda itu memfokuskan ceritanya pada masalah hak azasi manusia, berjudul "Revisiting Multi Porpose Melamchi". Sementara Development Journalist of The Year disabet wartawan perempuan dari India, Dhoke Meghana lewat karyanya "Jo Hai, Vo Hai". Untuk katagori Regional Integration terpilih masing-masing Deepa Anappara dari India lewat tulisan "Studies in Isolation" (juara pertama), dan Yan Zhu dari China melalui "Bird Flu: A Problem for Developing Nations Only" (juara kedua). Katagori Infrastructure disabet Sahana Singh (India) lewat "Can Gwalior Show the Way to Asian Cities", dan Roel Landingin (Filipina) lewat karyanya "Bids Sans Caps. Tied Loans Favor Foreign Contractor". Di katageori Governance, terpilih Alexander Pabico (Filipina) melalui tulisan `People Power Thrives in Naga City", dan Khawaza Main Uddin (Bangladesh) lewat karyanya "Bangladesh Agriculture Still Trapped in Ad-Hoc Policymaking". Penghargaan Developing Asian Journalism Awards (DAJA) juga disertai dengan memberikan pelatihan singkat selama empat hari bagi para finalis yang berjumlah 25 wartawan dari 13 negara berkembang itu. Selain mendapat dukungan sponsor kuat dari ADB-Institute DAJA juga dibantu oleh para wartawan senior asing yang tergabung dalam "Foreign Corespondent Club" di Tokyo. Tujuan ADB Institute menyokong program itu dalam rangka membantu peningkatan kapasitas kemampuan wartawan dalam menjalankan fungsinya sebagai "watchdog" di negara demokrasi.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008