Madrid (ANTARA News) - Jaksa Pengadilan Nasional Spanyol hari Jumat meminta penangkapan lima tersangka anggota kelompok separatis Basque ETA yang dituduh melakukan pertukaran informasi mengenai taktik militer dengan pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Keberadaan kelima orang itu masih belum diketahui. Laporan-laporan pers mengatakan, mereka telah melarikan diri ke Kuba dan Venezuela. Dokumen yang disita dari ETA dan FARC memberikan bukti mengenai kontak dan kerja sama itu, kata jaksa-jaksa pemerintah Spanyol itu. Pada 2007, anggota-anggota ETA pergi ke kamp FARC di Kolombia dan memberikan petunjuk mengenai penggunaan peledak dan cara menggunakan telepon genggam sebagai detonator, menurut para jaksa itu. Pada pertemuan serupa pada 2003, wakil-wakil FARC meminta ETA membantu mereka menemukan lokasi mantan Presiden Kolombia Andres Pastrana dan pejabat lain agar kelompok itu bisa melancarkan serangan terhadap mereka di Spanyol. Para jaksa pemerintah meminta pembentukan tim penyelidik Spanyol-Kolombia untuk mengidentifikasi seluruh anggota ETA yang menghadiri pertemuan-pertemuan itu. Perundingan perdamaian antara ETA dan pemerintah Spanyol dibatalkan pada Desember 2006 setelah serangan ETA terhadap bandara di Madrid yang menewaskan dua orang. Enam bulan kemudian, kelompok itu mendeklarasikan diakhirinya "gencatan senjata tetap" dan melancarkan serangan-serangan. Pada akhir Oktober, 28 orang cedera ringan dalam serangan bom mobil di sebuah universitas di Pamplona utara setelah Aspiazu menyerukan gelombang kekerasan baru. Sekitar 400 orang diungsikan dari bangunan-bangunan di dekat Universitas Navarra setelah ledakan tersebut, namun bagian lain dari perguruan tinggi itu tetap berfungsi seperti biasanya. Ledakan itu terjadi dua hari setelah penangkapan empat tersangka anggota kelompok separatis bersenjata Basque ETA -- tiga diantaranya ditangkap di Navarra. ETA dianggap bertanggung jawab atas kematian 850 orang selama kampanye kekerasan mereka yang telah berlangsung 40 tahun untuk mendirikan sebuah negara merdeka di Spanyol utara dan daerah-daerah di Perancis baratdaya. Kelompok itu diklasifikasi sebagai sebuah organisasi teroris oleh Uni Eropa dan AS, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008