Sudah tercatat di papan akselerasi berarti kami sudah 'endorsement' bahwa perusahaan memiliki prospek
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang "digital tourism marketplace" PT Tourindo Guide Indonesia Tbk atau Pigijo, resmi melantai di bursa dan menjadi emiten baru pertama tahun ini yang siap meramaikan papan akselerasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, melalui papan akselerasi, bursa memberikan kesempatan bagi perusahaan yang skala kecil dan menengah untuk mencari dana di pasar modal.

"Pigijo menjadi marketplace pertama yang tercatat di bursa. Ke depan yang kita tunggu growth dari perseroan. Sudah tercatat di papan akselerasi berarti kami sudah 'endorsement' bahwa perusahaan memiliki prospek," ujar Nyoman di Jakarta, Rabu.

Perseroan dengan kode perdagangan PGJO itu melepas 48,98 persen dari total saham kepada masyarakat dengan total penawaran umum mencapai Rp12 miliar.

PT Surya Fajar Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek yang membantu dalam penawaran umum tersebut.

PGJO adalah emiten pertama di papan akselerasi yang merupakan perusahaan rintisan dari anggota IDX Incubator. Proses pencatatan itu juga melewati serangkaian proses di OJK dan bursa dengan mengacu pada ketentuan pencatatan yakni Peraturan POJK 53 serta mengacu kepada Peraturan Bursa No. I-V tentang Ketentuan Khusus Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Di Papan Akselerasi Yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

CEO Pigijo Claudia Ingkiriwang mengatakan, melalui IPO dan sebagai startup asli Indonesia, Pigijo dapat dimiliki bersama oleh masyarakat luas.

"Sesuai dengan nilai inti dari PGJO, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membangun ekosistem pariwisata dari Sabang sampai Merauke," ujar Claudia.

Selain itu, Claudia berharap setelah Pigijo melantai di bursa, dapat menjadi inspirasi untuk startup lainnya agar juga berani untuk melantai di bursa, khususnya dimana OJK dan BEI telah memberikan kemudahan dengan dibukanya papan akselerasi untuk UMKM dan startup.

“Dengan model bisnis yang hati-hati, namun tetap dinamis dalam melihat perubahan teknologi dan kebutuhan pasar khususnya di industri pariwisata Indonesia, dapat membangun semangat dari Pigijo untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat kepada seluruh pemegang saham," kata Claudia.

Dengan IPO, Pigijo berharap dapat memberikan kontribusi bagi dunia pariwisata Indonesia. Ke depan, target Pigijo tidak hanya menggandeng wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara, sehingga dapat membantu Kemenparekraf dalam memenuhi target kunjungan wisata.

"Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder pariwisata, tak terkecuali masyarakat Indonesia sebagai tuan rumah," ujarnya.

Pada perdagangan perdana, saham PGJO di BEI naik 8 poin atau 10 persen menjadi Rp88 per saham dibandingkan harga IPO Rp80.

Baca juga: Jumlah emiten baru 2019 sama dengan 2018, BEI sebut luar biasa
Baca juga: Produsen popok Uni-Charm resmi melantai di bursa

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020