Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Udara melakukan modifikasi cuaca dengan menabur 4,8 ton garam pada awan pembawa hujan (cumulus) di atas perairan Selat Sunda, Rabu.

"Kegiatan ini merespons prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait awan cumulus yang diprediksi akan melintas di kawasan Jabodetabek," kata Skadron Halim Perdanakusuma TNI AU Mayor Pnb Anto Ngimron di Jakarta.

Pria yang bertindak sebagai pilot Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) itu mengatakan, kegiatan ini dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Hari ini dua kali penerbangan. Tadi pagi juga di Selat Sunda. Karena trennya awan dari arah barat," kata Anto di Lanud Halim Perdanakusuma.

Baca juga: Viral soal imbauan Kedubes AS, Anies: BMKG keluarkan yang sama
Baca juga: Presiden perintahkan Gubernur DKI Jakarta selesaikan sodetan Ciliwung


Pesawat yang digunakan, yakni CN-295 yang mengangkut sebanyak 2,4 ton garam dalam sekali penerbangan.

Garam ditabur dari ketinggian 10.000 hingga 11.000 kaki di atas permukaan laut dengan melibatkan sepuluh anggota dari tim gabungan saat operasi dilakukan.

"Kami sisir di sekitar Selat Sunda antara Cilegon sampai Pulau Sumatera, sisi barat utara Banten," katanya.
Baca juga: Seluruh banjir Jakarta surut, namun ratusan warga masih mengungsi
Baca juga: Anies akan gunakan Toa untuk sampaikan peringatan dini banjir

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020