Kota Gaza, (ANTARA News) - Israel, Ahad, menghalangi 15 truk yang berisi bermacam obat melewati salah satu tempat penyeberangan Jalur Gaza, kata seorang pejabat kesehatan Palestina. Mo'awiya Hassanein, kepala dinas layanan darurat dan ambulan di Kementerian Kesehatan Palestina, mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Jalur Gaza telah dikenakan blokade ketat Israel selama 13 hari. "Situasi medis bertambah buruk dan kami hidup dalam krisis parah kemanusiaan karena Israel menghalangi masuknya 15 truk yang berisi obat dari Tepi Barat ke Jalur Gaza," kata Hassanein. Israel menutup seluruh tempat penyeberangan komersial ke Jalur Gaza kurang dari tiga pekan lalu setelah aksi kekerasan berkecamuk antara Israel dan kelompok pejuang Palestina di Jalur Gaza. "Kami menghadapi kekurangan 300 jenis obat, dan kami terancam harus menjalani krisis jika kami kehabisan semua jenis obat," kata Hassanein. Hassanein mengatakan ada lebih dari 400 pasien di Jalur Gaza, kebanyakan adalah orang yang menderita kanker dan gangguan jantung, yang memerlukan perawatan medis di berbagai rumah sakit Israel atau Arab. Ditambahkannya, "Israel tak mengizinkan mereka meninggalkan Jalur Gaza." Israel berkeras bahwa Tel Aviv hanya akan membuka kembali pos penyeberangan Jalur Gaza, jika gerilyawan di Jalur Gaza menghentikan serangan roket rakitan dari Jalur Gaza ke kota besar dan permukiman di Israel selatan. Pada Ahad, Israel berikrar akan mempertahankan blokadenya atas Jalur Gaza, kata Kementerian Pertahanan dalam satu pernyataan setelah Tel Aviv menuduh HAMAS "menggoyahkan" gencatan senjata dengan menembakkan roket. "Menteri Pertahanan Ehud Barak telah memutuskan untuk pada Senin mempertahankan penutupan tempat penyeberangan ke dalam wilayah Jalur Gaza, menyusul konsultasi dengan berbagai anggota dinas keamanan," demikian antara lain isi pernyataan itu. "Keputusan ini telah diambil menyusul tembakan roket baru ke wilayah Israel," katanya. Beberapa roket mendarat di Israel, Ahad, melukai satu orang, dan memicu serangan udara yagn menewaskan empat pejuang Palestina. Meskipun ada peningkatan tekanan internasional bagi dilanjutkannya pengiriman bahan bakar dan makanan yang sangat diperlukan, tempat penyeberangan perbatasan Israel tetap ditutup bagi pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang tergantung pada bantuan tersebut. Blokade itu, yang diberlakukan setelah HAMAS menguasai daerah tersebut pada Juni 2007, telah memaksa PBB menghentikan pengiriman bantuan buat 750.000 warga Jalur Gaza dan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut menghentikan operasi. Presiden Palestina Mahmud Abbas diduga akan mendesak Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengenai masalah itu dalam pembicaraan Senin, menyusul seruan dari Uni Eropa dan PBB. Sementara itu, Komte Rakyat bagi Tantangan Terhadap Blokade Israel menyeru Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk mengunjungi daerah miskin Jalur Gaza, tempat tinggal sebanyak 1,5 juta warga yang sangat tergantung pada bantuan. "Ada 1,5 juta orang Palestina yang menghadapi kematian secara pelan-pelan setiap hari akibat blokade Israel. Dunia, terutama PBB, bertanggung-jawab untuk menyelamatkan jiwa perempuan dan anak-anak," kata komite tersebut dalam satu pernyataan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008