Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin sesi pagi ditutup turun 0,37 persen, terutama sekali pada saham lapis kedua. IHSG BEI sesi pagi ditutup melemah 4,632 poin menjadi Rp1.259,745 dan indeks LQ45 terkoreksi 0,089 poin atau 0,04 persen ke posisi 245,292. Penurunan indeks lebih disebabkan oleh anjloknya saham-saham lapis kedua. Hal ini terlihat dari daftar nilai transaksi terbesar di BEI yang tidak ada satu saham unggulan yang masuk. Lima saham yang nilai transaksinya terbesar selama perdagangan Senin sesi pagi ini terdiri dari saham Global Land Development yang nilai transaksinya mencapai Rp1,027 miliar dan harganya turun Rp25 menjadi Rp275, diikuti oleh saham Ace Hardware yang stagnan di harga Rp680 dengan nilai Rp1,020 miliar, Indika Energi yang melemah Rp10 menjadi Rp1.150 senilai Rp637,590 juta, Adaro Energy turun Rp20 ke Rp540 senilai Rp345,700 dan Barito Pasific Timber turun Rp5 menjadi Rp400 dengan nilai Transaksi Rp222,992 juta. Perdagangan saham berjalan sepi, dengan total transaksi hanya Rp703,711 miliar yang melibatkan 738,687 saham dari 21.407 kali transaksi. Sepinya perdagangan ini juga terlihat dari saham yang ditransaksikan hanya 142 saham saja dibanding yang tidur sebanyak 318 efek. Dari 142 saham yang aktif diperdagangkan, sebanyak 81 mengalami penurunan, 30 naik dan 31 stagnan. Analisa dari PT Trimegah Securities, dalam riset hariannya, mengungkapkan bahwa perdagangan saham masih dipengaruhi oleh beberapa sentimen eksternal, seperti pelemahan harga komoditas, terutama harga minyak dunia yang masih melemah. Harga minyak mentah dunia, pada perdagangan di Asia pada pagi ini untuk kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh 1,26 dolar AS menjadi 55,78 dolar AS per barel setelah turun 1,20 dolar AS menjadi ditutup pada 57,04 dolar AS pada Jumat di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari berkurang 84 sen menjadi 53,40 dolar AS. Kontrak naik 2,25 dolar AS menjadi 54,24 dolar AS pada Jumat di London. Selain itu, tidak adanya sentimen penggerak pasar dari dalam negeri ditengarai membuat para pelaku pasar lebih cenderung melakukan transaksi jangka pendek, terutama saham-saham lapis kedua. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008