Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian di Kongo (Monuc) terus meningkatkan kewaspadaannya menyusul konflik di wilayah timur Republik Demokratik(RD) Kongo. Usai memimpin upacara pemberangkatan Kontingen Garuda (Konga) ke Lebanon, di Jakarta, Senin, Djoko mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan otoritas pemerintahan dan keamanan di Kongo, agar tugas tentara pemelihara perdamaian di Kongo dapat berjalan dengan baik. Panglima TNI mengatakan, pelaksanaan tugas pasukan pemelihara perdamaian PBB di Kongo selama ini masih berjalan baik, meski terjadi konflik. Sekjen PBB Ban Ki Moon telah meminta tambahan 3.000 tentara untuk memperkuat misi penjaga perdamaian PBB di RD Kongo (MONUC). Saat ini sebanyak 17.000 tentara berada di RD Kongo, misi penjaga perdamaian terbesar di dunia. Seperti diketahui, sejak 2003 Indonesia telah mengirimkan 175 prajurit Zeni-nya setiap tahun ke Kongo guna bergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB. Pasukan TNI yang berada di Kongo saat ini merupakan kontingen ke-enam yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F/Monuc. Presiden RD Kongo Joseph Kabila, sempat menuding MONUC tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan pemberontakan di negaranya. Pada pertemuan sekitar setahun lalu di Nairobi, RD Kongo dan Rwanda telah sepakat menjaga stabilitas di RD Kongo timur. Kesepakatan itu menyebutkan Kinshasa akan melucuti pemberontak Hutu yang terlibat dalam genosida Rwanda pada 1994 dan Kigali akan berhenti mendukung kelompok bersenjata di RD Kongo. Namun, kedua negara gagal melaksanakan kesepakatan. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008