Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris mengatakan ekspor produk elektronik Indonesia pada 2009 diperkirakan tidak mengalami pertumbuhan atau stagnan. "Tahun 2009 stagnan, (jumlah) sama dengan 2008. Tinggal bagaimana demand-nya nanti," kata Fahmi usai meresmikan laboratorium "Electro Magnetic Compability" (EMC) PT Indonesia Epson Industry (IEI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa. Dia mengatakan ekspor barang elektronik Indonesia tahun 2007 lalu mencapai 3 miliar dolar AS. Di tahun 2008, target pertumbuhannya lima persen dari nilai ekspor tahun sebelumnya. Sementara Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Teknologi, Industri, dan Kelautan, Rachmat Gobel, justru mengatakan ekspor elektronik Indonesia tahun 2009 akan menurun. "Kalau mau dilihat secara total (ekspor elektronik 2009) ada penurunan," katanya. Menurut Gobel, seharusnya Indonesia mampu menjadi basis industri alat-alat rumah tangga, informasi teknologi (IT), dan elektronik. Dengan syarat pemerintah harus dapat mendorong pertumbuhan industri dalam negeri tersebut. Dia mengatakan, Kadin meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengamanan pasar dalam negeri dari barang-barang ilegal yang dapat mengganggu kelangsungan industri tanah air. Selain itu, Kadin juga meminta pemerintah untuk mempermudah arus barang komponen yang dibutuhkan industri tanah air agar industri tetap dapat bersaing saat krisis keuangan terjadi, ujar dia. Lebih lanjut, Gobel mengatakan, pemerintah juga perlu mendorong pembangunan fasilitas agar distribusi dari sentra industri ke pelabuhan lancar. Pemberian stimulan hendaknya tidak dibedakan agar investor berlomba-lomba masuk ke Indonesia. Terkait dengan isu pemanasan global, dia mengatakan, sudah saatnya pemerintah menetapkan standar produk berwawasan lingkungan sehingga Indonesia tidak lagi menjadi pasar "buangan" di mana produk-produk tidak ramah lingkungan diproduksi dan mudah sekali masuk ke Indonesia. "Produk ramah lingkungan tentu akan memberi nilai tambah sehingga produk Indonesia akan menjadi lebih mahal. Standar ini sudah saatnya wajib bagi industri elektronik," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008