Fokus pasar mulai beralih kembali ke ekonomi global, dengan harapan bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani kesepakatan perdagangan minggu depan.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi masih menguat setelah tensi geopolitik Amerika Serikat dan Iran mereda.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, meredanya ketegangan Timur Tengah untuk saat ini menjadi pendorong pelaku pasar kembali ke aset berisiko termasuk rupiah.

"Optimisme soal hubungan dagang AS- China setelah China mengonfirmasi jadwal penandatanganan kesepakatan dagang fase satu tanggal 15 Januari ini, membantu penguatan aset berisiko termasuk rupiah," ujar Ariston.

Fokus pasar mulai beralih kembali ke ekonomi global, dengan harapan bahwa Amerika Serikat dan China akan menandatangani kesepakatan perdagangan minggu depan.

Baca juga: Rupiah diprediksi menguat seiring turunnya tensi AS-Iran

Investor berpikir kesepakatan itu akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar dan membantu mendorong pertumbuhan global tahun ini, meskipun beberapa orang berpikir bahwa pandangan itu terlalu optimis.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini berpotensi menguat di kisaran Rp13.800-Rp13.820 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp13.900 per dolar AS.

Pada pukul 9.32 WIB, rupiah bergerak menguat 49 poin atau 0,35 persen menjadi Rp13.805 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.854 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS menguat karena kekhawatiran atas ketegangan AS-Iran mereda

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020