Jakarta (ANTARA News) - Tokoh pendidik dan pemerhati anak, Seto Mulyadi telah aktif di berbagai kegiatan untuk anak selama lebih dari 30 tahun, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis, ia mengungkapkan impiannya yang belum tercapai hingga saat usianya mencapai 57 tahun pada 2008 ini.

"Keinginan saya adalah membuat anak-anak Indonesia benar-benar merasa bahagia dan selalu tersenyum. Apapun yang saya lakukan dan saya rintis sejak bertahun-tahun lalu adalah untuk anak Indonesia," katanya.

Ia mengungkapkan anak-anak Indonesia belum sepenuhnya bahagia, baik yang kaya maupun yang miskin masing-masing masih hidup dalam berbagai keadaan yang dibayangi kekerasan dari orang tua maupun orang terdekatnya.

"Sebagian anak-anak dari keluarga kaya raya belum tentu bahagia karena mereka mengalami tekanan dan kekerasan dari orang tua. Sementara di luar sana masih banyak anak-anak jalanan dan korban perdagangan anak yang menderita," katanya.

Untuk mewujudkan senyum pada anak-anak, Seto mengatakan harus ada perubahan paradigma berpikir orang dewasa terhadap anak-anak. Orang dewasa harus menyadari bahwa kekerasan bukan jalan yang benar dalam mendidik anak-anak, sebab seharusnya mereka mendapat limpahan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya.

"Berikutnya yang tak kalah penting adalah membangun keluarga harmonis, kompak, rukun, dan saling menghargai," kata saudara kembar Kak Kresno ini.

Ia mengungkapkan Indonesia terdiri dari banyak keluarga-keluarga. Ia berkeyakinan apabila dalam setiap keluarga Indonesia tercipta keharmonisan dan saling menghargai, maka Indonesia akan menjadi kuat dan lebih baik lagi.

"Karena itu saya mulai dari diri sendiri dengan keluarga. Saya dan istri berusaha menciptakan suasana keluarga yang kompak, rukun, dan selalu berkreativitas. Semoga ini dapat dicontoh keluarga-keluarga yang lain sehingga kelak Indonesia menjadi semakin baik," katanya.

Seto lahir di Klaten, 28 Agustus 1951. Pernikahannya dengan Deviana membuahkan empat anak yakni Eka Putri, Bimo, Shelomita, dan Nindya Putri.

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Komnas Anak ini menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi UI pada 1981, Pendidikan S-2 Bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1989, dan meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1993.

Kiprahnya di dunia pendidikan dan perlindungan hak anak membuat Seto makin diakui di tingkat nasional dan intrenasional lewat berbagai penghargaan yang diterimanya diantaranya dari Sekjen PBB Javier Perez berupa penghargaan "Peace Mesanger Award", New York, pada 1987 dan Orang Muda Berkarya tingkat Dunia, di Amsterdam pada 1987.(*)




Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008