Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad dinilai kurang memiliki sense of crisis gara-gara terlambat tiba di lokasi yang terkena bencana gempa di wilayahnya.

Direktur Leads Institute Bima Arya Sugiarto di Jakarta Jumat menyatakan, seorang kepala daerah semestinya cepat memberi dukungan pada warganya yang tengah ditimpa bencana.

"Jangan sampai rakyat kembali merasa tidak mendapat perhatian dari pemerintah," katanya.

Menurut Bima, dukungan seorang kepala daerah akan sangat membantu mempercepat pemulihan dampak psikologis warganya yang menjadi korban.

Pada Senin (17/11), gempa berskala 7,7 Skala Richter mengguncang Gorontalo, menelan korban sedikitnya enam orang tewas dan puluhan orang luka-luka, serta ratusan rumah rusak berat.

Namun, Fadel baru tiba di lokasi bencana keesokan harinya, Selasa (18/11). Pada hari kejadian, tokoh yang siap maju sebagai calon presiden (Capres) itu disebut-sebut sedang mengikuti acara bedah buku di Malang, Jawa Timur.

Lebih lanjut Bima mengatakan, sebagai pejabat publik,Fadel seharusnya memahami hal-hal yang harus dijadikan prioritas.

"Pejabat publik harus meninggalkan acara-acara yang tidak penting," kata Direktur Eksekutif Charta Politika tersebut.

Sementara itu, terkait niat Fadel menjadi Capres, pengamat politik LIPI Fachry Ali menyatakan, di era demokrasi siapapun berpeluang untuk maju dalam bursa Capres. Persoalannya adalah, untuk menuju kursi kepresidenan bukan persoalan mudah.

"Untuk jadi presiden siapapun sangat bisa. Namun langkahnya yang sangat berat. SBY dan Mega saja belum tentu terpilih," katanya.

Menurut dia, saat ini kapitalisasi dukungan terhadap Fadel masih belum cukup kuat.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008