Bandung (ANTARA News) - Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) Bandung, Jawa Barat, akan memburu artefak-artefak terkait Konperensi Asia Afrika tahun 1955 lalu untuk memperkaya koleksi museum itu.

"Masih cukup banyak artefak, poto dan benda kenangan Konperensi Asia Afrika lainnya yang selama ini masih belum `terungkap` atau terekspose. Kami berharap artefak itu bisa memperkaya koleksi museum ini," kata Kepala Museum Konperensi Asia Afrika Bandung, Isman Pasha, di Bandung, Jumat.

Ia berharap, artefak itu akan menjadi `kejutan` bagi pengunjung museum kebanggan Bangsa Indonesia itu.

Selain akan memburu artefak yang fenomenal dari warga negara Indonesia (WNI), pihaknya juga akan menghubungi yang dimiliki tokoh-tokoh yang ikut terlibat dalam KAA 1955.

"Diharapkan artefak dan benda bersejarah yang mereka miliki terkait KAA bisa kami peroleh. Museum ini bukan hanya milik Bangsa Indonesia namun milik bangsa-bangsa Asia Afrika," kata Pasha.

Ia menyebutkan, ada beberapa tokoh yang terlibat dalam Konperensi Asia Afrika yang masih hidup dan menyimpan artefak dan foto kenangan konferensi yang memicu kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.

"Penghargaan terhadap Konperensi Asia Afrika di luar negeri sangat tinggi. Di beberapa negara diperingatinya dengan meriah. Kami berharap mozaik itu tetap terpelihara," katanya.

Kepala Museum KAA juga menerangkan, Deplu menyiapkan insentif bagi warga yang menyerahkan artefak dan benda kenangan lainnya.

Program perburuan artefak Konperensi Asia Afrika 1955 itu, merupakan salah satu bagian dalam program revitalisasi Museum Konperensi Asia Afrika yang akan dimulai tahun depan dengan anggaran sebesar Rp25 miliar.

Selain menambah koleksi artefak, poto kenangan dan benda bersejarah lainnya terkait KAA, proses revitalisasi Museum KAA juga akan menghidupkan kembali ruang bawah tanah di Gedung KAA (Merdeka) yang terletak di Jalan Asia Afrika Kota Bandung itu.

"Ada ruang bawah tanah yang akan dihidupkan kembali fungsinya, saat ini kondisinya rusak tak terurus. Namun nanti akan menjadi bagian utama dari Museum ini," kata Pasha.

Revitalisasi Museum KAA yang memiliki luas 7.000 meter persegi itu, kata Isman Pasha tidak bisa ditunda-tunda lagi.

"Penanganan dan rehabilitasi museum ini tak bisa lagi dilakukan secara parsial, butuh revitalisasi secara total dan mengembalikan fungsinya secara optimal," kata Isman Pasha.(*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008