Perseroan juga memiliki rencana untuk memperluas jangkauan distribusi dengan membangun infrastruktur dan produk strategis menggunakan dana segar IPO sebesar Rp211miliar
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan yang bergerak di bidang jasa manajemen investasi dan penasihat investasi PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO di Jakarta, Selasa.

Presiden Direktur Perseroan Ronaldus Gandahusada mengatakan, langkah perseroan untuk masuk bursa melalui IPO merupakan sebuah strategi untuk meningkatkan kapasitas pendanaan perseroan dan tata kelola yang Iebih baik.

"Perseroan juga memiliki rencana untuk memperluas jangkauan distribusi dengan membangun infrastruktur dan produk strategis menggunakan dana segar IPO sebesar Rp211miliar," ujar Ronaldus.

Manajer investasi pertama yang tercatat di bursa itu telah menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Desember 2019 dan telah melakukan penawaran saham pada 2-8 Januari 2020.

Menurut Ronaldus, antusiasme pasar dan minat investor selama penawaran tersebut cukup positif dengan total pihak pemesan sebanyak 1.116 dengan kelebihan pemesanan sebesar 13,7 kali dari porsi pooling atau secara keseluruhan 1,25 kali dari total IPO.

Perseroan menawarkan sebanyak banyaknya sebesar 111,11 juta saham baru yang mewaklli sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham. Perseroan menunjuk Mandiri Sekuritas sebagai "Sole Underwriter'.

Ronaldus menuturkan, kinerja perseroan yang positif dan baik sampai dengan Juni 2019 dan pertumbuhan dana kelolaan yang diatas rata-rata industri merupakan dasar optimisme perseroan atas prospek bisnis manajer investasi yang dijalankan perseroan saat ini.

"Selain itu, perseroan memiliki peluang usaha yang baik dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap seberapa pentingnya investasi," kata Ronaldus.

Industri aset manajemen di Indonesia masih terbilang baru dan masih bertumbuh di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun demikian, penetrasi industri aset manajemen yang terlihat dari rasio dana kelolaan terhadap PDB masih sangat rendah.

Perusahaan berkode emiten AMOR itu melihat kesempatan untuk bertumbuh di atas pertumbuhan ekonomi dan industri berdasarkan pertumbuhan yang telah dicapai perseroan di tiga tahun terakhir. Dari Juni 2016 sampai dengan Juni 2019, dana kelolaan perseroan telah bertumbuh 33 persen setiap tahunnya dibandingkan dengan pertumbuhan industri sebesar 18 persen.

Pada IPO tersebut, perseroan mengalokasikan sebesar 1,19 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk Program Employee Stock Allocation (ESA) yaitu sebesar 1,32 juta saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.

Setelah IPO, struktur kepemilikan saham perseroan dimiliki oleh Ashmore Investment Management Limited sebesar 60 persen, PT. Adikarsa Sarana sebesar 12,9 persen, manajemen perseroan sebesar 17,1 persen dan masyarakat sebesar 10 persen.

Pada perdagangan saham perdana, saham AMOR naik 950 basis poin atau 50 persen dari harga IPO Rp1.900 per saham menjadi Rp2.850 per saham.

Baca juga: Marketplace pariwisata Pigijo resmi melantai di bursa

Baca juga: Produsen popok Uni-Charm resmi melantai di bursa

Baca juga: Perusahaan holding Putra Mandiri Jembar resmi tercatat di bursa


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020